Maksud Hati Memotivasi, tapi 5 Kalimat Ini Bikin Baper Buah Hati

Ada beberapa kalimat yang bagi orangtua mungkin itu tidak tekesan kasar namun bisa membawa dampak buruk pada perkembangan mental sang buah hati.

oleh Doddy Irawan diperbarui 22 Mar 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2018, 14:00 WIB
Risiko di balik kebiasaan orangtua cium bibir anak. (iStockphoto
Risiko di balik kebiasaan orangtua cium bibir anak. (iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Rasa amarah kadang datang tak tentu arah, baik itu sebagai luapan kekesalan di tempat kerja maupun saat berada di rumah. Buah hati tersayang pun termasuk yang kena sasaran. Padahal sebagai orangtua, tidak seharusnya kita marah-marah enggak jelas pada anak.

Menjadi orangtua memang tak mudah. Setiap tindakan yang dilakukan oleh Ayah dan Bunda akan diperhatikan dan ditiru oleh sang buah hati. Kata-kata atau kalimat sepele yang diucapkan oleh orangtua bisa berdampak besar bagi tumbuh kembang anak.

Ironisnya, sering kali orangtua lalai dalam memilah kata-kata yang keluar. Padahal, kalimat kasar yang tanpa sadar terlontar akan berefek buruk bagi kejiwaan anak. Kelelahan fisik, menumpuknya pekerjaan, dan masalah rumah tangga sering menjadi alasan orangtua mengucapkan kata-kata yang bikin baper.

Menurut dr Sepriani Timurtini Limbong, ada beberapa kalimat yang mungkin tidak terkesan kasar tapi bisa membawa dampak buruk pada perkembangan mental sang buah hati, seperti dikutip dari laman KlikDokter, Kamis (22/3/2018).

1. Jangan menangis

Saat si kecil tengah bersedih atau menangis, secara otomatis Bunda atau Ayah mungkin akan melontarkan kalimat ini. Namun, kalimat seperti ini malah tidak mengubah keadaan atau membuat si buah hati merasa lebih baik.

Selain itu, anak jadi tidak terlatih untuk mengenali perasaan atau emosi yang sedang dialaminya. Ketimbang memerintahkan si kecil untuk berhenti menangis, Bunda atau Ayah dapat mengatakan kalimat lain yang lebih positif.

Contohnya:

“Kamu takut ombak, ya? Tenang saja, Bunda yang pegang tanganmu, ya.” 

Atau kalimat lain, macam, “Kamu pasti sedih ya, karena tidak bisa bermain hari ini?”

Kalimat di atas akan menolong si buah hati mengerti apa yang sedang dirasakannya.

 

Simak juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Kerja bagus

Gawai ibu dan anak (iStockphoto)
Ilustrasi gawai ibu dan anak (iStockphoto)

Ketika buah hati berhasil melakukan sesuatu dengan baik, sangat mudah bagi Anda memujinya dengan sederet kalimat ini: “Kerja bagus”, “Anak hebat”, atau “Anak pintar”.

Pakar kesehatan anak bernama Jenn Berman menyatakan, memuji anak dengan kalimat seperti itu akan membuatnya tidak mengerti pencapaian apa yang telah dibuatnya. Pujilah si buah hati sesuai apa yang telah dilakukannya.

Misalnya, saat ia sedang menggambar katakan “Wah, kamu sudah bisa menggambar pohon, ya.”

Atau, “Warna bunga yang kamu pilih cerah dan indah sekali".

3. Kamu sangat…

Sadar atau tidak, orangtua pasti pernah mengucapkan kalimat seperti ini ke anak. Di antaranya “Kamu sangat malas”, “Kamu bodoh”, atau “Kamu sangat pemalu”.

Kalimat seperti ini secara tidak sadar akan diserap oleh si Kecil dan membuatnya meyakini bahwa dirinya memang seperti yang diucapkan orangtua.


4. Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?

Tak lagi repot siapkan kebutuhan buah hati, seperti susu atau bubur dengan bantuan wadah yang mampu menyimpan air panas hingga 6 jam.
Tak lagi repot siapkan kebutuhan buah hati, seperti susu atau bubur dengan bantuan wadah yang mampu menyimpan air panas hingga 6 jam. (iStockphoto)

Bagi orangtua yang memiliki beberapa anak, hal yang tak bisa dihindari adalah membanding-bandingkan anak satu dengan yang lain.

Kalimat seperti “Lihat, Kakak sudah bisa bereskan tempat tidur. Mengapa Kamu belum bisa?”

Atau, “Adik sangat rajin membantu Ayah, mengapa kamu begitu malas?”

Kalimat seperti itu tidak akan membuat si kecil mengubah kebiasaannya. Bahkan anak akan semakin tertekan dan tidak percaya diri.

5. Ayo, cepat dong!

Si Kecil sering kali lambat ketika melakukan sesuatu, sementara Bunda atau Ayah mungkin sudah hampir terlambat. Kalimat seperti “Ayo, cepat talikan sepatumu!” sering diucapkan orangtua dalam kondisi tertentu.

Kalimat tersebut sama sekali tidak menolong si buah hati untuk melakukannya dengan lebih cepat, malah membuatnya makin gugup dan berada di bawah tekanan.

Alangkah bijaknya orangtua mengatakan sesuatu yang positif, “Bagaimana kalau kita lomba, siapa cepat memasang tali sepatu?”

Bijaklah memilah kalimat yang positif agar bisa terus memotivasi buah hati untuk berbuat lebih baik.

 

Hati-Hati Ketika Mendisiplinkan Anak agar Tak Berefek Negatif
Setiap orangtua ingin anaknya disiplin dan sukses di masa depan. Namun hati-hati jangan sampai Anda menempuh cara yang salah. (Istockphoto)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya