Liputan6.com, Jakarta Tidak sedikit orangtua yang menginginkan buah hati mereka menjadi anak pintar. Memiliki ilmu pengetahuan yang luas diharapkan bisa membawa sang anak meraih sukses.
Jarang kita mendengar ada orangtua yang berharap anak mereka cerdas. Padahal pintar saja belum tentu cerdas. Orangtua perlu tahu bahwa pintar dan cerdas tidak sama.
Baca Juga
Seorang dokter dari situs Klik Dokter, dr Sepriani Timurtini Limbong, mengatakan, untuk menjadi anak pintar perlu usaha keras dan waktu. Karena pintar mengacu pada hasil akhir yang diperoleh seseorang setelah berhasil menghadapi atau menguasai sesuatu.
Advertisement
Sederhanya seperti ini. Ketika seorang anak yang belajar matematika terus menerus dan secara rutin mengulang pelajaran tersebut, akan pintar dalam bidang tersebut.
"Sedangkan cerdas merupakan hal yang telah ada sejak lahir. Kondisi ini umumnya menentukan cara belajar yang dimiliki seseorang," kata Sepriani dikutip Health Liputan6.com pada Jumat, 23 Maret 2018.
Cara Ketahui Anak Cerdas
Mudah sekali mengenai anak Anda cerdas atau tidak. Menurut Sepriani, lihat dari cara anak belajar sesuatu yang baru. Sebab, anak cerdas akan lebih cepat menguasai suatu bidang dibanding anak-anak yang lain.
Berdasarkan penjelasan seorang pakar pendidikan, Howard Gardner bahwa kecerdasan pada seorang anak memiliki delapan tipe. Visual, musikal, motorik, verbal, interpersonal, intrapersonal, logika-matematika, dan natural.
Lalu mana yang lebih baik? Sebenarnya, di antara keduanya tidak ada yang lebih baik. Ini karena anak cerdas dan anak pintar sama baiknya, sekalipun ada anggapan bahwa “anak cerdas pasti pintar, sementara anak pintar belum tentu cerdas”.
Setiap anak memiliki tipe kecerdasan yang berbeda-beda. Dan untuk tiap jenis kecerdasan perlu stimulasi dan metode belajar yang sesuai untuk mencapai kemampuan optimalnya. Jadi, anak cerdas yang tidak distimulasi dengan tepat akan mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan potensinya.
Advertisement