Liputan6.com, Jakarta Selama ini masyarakat beranggapan tuberkulosis (TB) hanya menyerang paru-paru. Faktanya, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini juga menyerang organ-organ tubuh lain.
"Contohnya meningitis TB, ada artis yang meninggal karena itu. Ada TB khusus, TB kulit, TB tulang, saluran kemih, mata, tenggorokan, alat reproduksi dan lain-lain," kata dr. Erlina Burhan, Ketua Pokja Tuberkulosis Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di kawasan Jakarta Timur pada Jumat (23/2/2018).
Baca Juga
Menurutnya, semua organ tubuh bisa terserang TB. Namun, yang paling utama adalah paru-paru.
Advertisement
"Yang tidak bisa hanya di rambut, kuku, sama gigi. (Organ) Yang lainnya bisa semua," kata spesialis paru dari RSUP Persahabatan itu.
Walaupun begitu, Erlina mengatakan, 30 persen tuberkulosis organ lain juga disertai dengan tuberkulosis paru-paru.
"Makanya biasanya kita rontgen juga," tambah Erlina.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Tuberkulosis di organ lain memiliki obat yang sama dengan tuberkulosis paru-paru.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Â
Orang sehat pakai masker tidak cegah tuberkulosis
Pemakaian masker di tempat umum tidak efektif mencegah kuman tuberkulosis menyebar.
"Mencegah kalau yang pakai pasiennya. Karena sumber penularan kan pasien. Pada saat dia batuk, kuman tidak ke udara bebas dan akan menempel ke masket," kata Erlina.
Sementara, jika orang sehat yang memakai masker tidak akan berguna karena adanya celah masker tempat keluar masuk udara.
"Kuman TB kan bercampur dengan udara. Kita tidak bisa mencegah adanya udara," tambah Erlina
Advertisement
Mati di sinar matahari
Cara lain untuk mencegah tuberkulosis adalah dengan membuka jendela. Menurut Erlina, kuman tuberkulosis akan mati bila terkena sinar matahari.
Menurutnya, kuman tuberkulosis bisa mati karena sinar matahari hanya dalam hitungan jam atau bisa berbulan-bulan.
"Tergantung dari dia kena sinar matahari atau tidak lalu lingkungannya tidak kondusif. Apalagi kalau di daerah lembap," kata Erlina.
Sayangnya, walaupun terkena limpahan sinar matahari yang banyak, Indonesia masih menjadi peringkat kedua dengan kasus tuberkulosis tertinggi di dunia.
Erlina mengakui, hal ini karena masih banyak masyarakat yang tinggal di tempat yang tidak cukup terkena matahari.