Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang seperti tidak pernah cukup tidur. Padahal, mereka sudah tidur selama berjam-jam, namun tetap kelelahan. Sementara, orang lain tidur lebih sebentar dan bangun dalam keadaan segar.
Bisa tidur beberapa jam lebih lama di akhir pekan, memang bonus yang menyenangkan. Namun kalau hal ini jadi kebutuhan harian, bisa jadi ada masalah dengan tubuhmu. Apalagi, kalau di siang hari kamu masih merasa kelelahan.
Baca Juga
"Kebanyakan orang dewasa butuh tidur selama tujuh sampai delapan setengah jam," ujar Ronald Chervin, direktur dari Pusat Gangguan Tidur di University of Michigan kepada Huffington Post, dikutip Selasa (3/4/2018). "Namun, jika seseorang tidur dalam waktu yang luar biasa lama dan tetap tidak merasa segar, dia butuh menemui pakar tidur."
Advertisement
Huffington Post bertanya pada para pakar tidur, kenapa jam tidur sebagian orang tidak beraturan, dan apa yang harus dilakukan seandainya hal ini jadi masalah. Berikut jawabannya:
1. Tertanam dalam DNA
Riset menyimpulkan, genetik bisa jadi memainkan peran, kenapa beberapa orang perlu jam tidur tambahan.
"Beberapa orang memang dirancang untuk membutuhkan lebih banyak tidur. Tidak ada yang bisa dilakukan sehubungan genetik kita," ujar Chervin. "Tapi kita bisa mengatur faktor lain yang mengatur berapa lama kita terlelap, seperti jam tidur dan waktu bangun."
Anak remaja juga secara umum tidur lebih lama, dan sulit untuk bangun.
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Â
Â
2. Bisa jadi tanda gangguan tidur
Kamu bisa jadi menderita satu dari beberapa gangguan tidur, yang berakibat waktu memulai hari yang lebih siang. Salah satunya adalah hypersomnia, atau "mabuk tidur." Gangguan ini dinamakan demikian, karena ketika terbangun, penderitanya akan merasa hilang arah.
"Seseorang dengan hypersomnia bisa sangat susah bangun, dan 10 jam tidak cukup. Mereka bisa saja tidur siang selama dua atau tiga jam, dan merasa masih butuh menutup mata," ujar Emmanuel H. During, seorang ahli saraf dan psikiater yang mengambil spesialisasi medis tidur di Stanford University.
Kamu bisa mengalami gangguan ini di usia berapa pun, dan penyebabnya masih belum diketahui.
Gangguan saraf langka yang disebut sindrom Kleine-Levin, atau "sindrom putri tidur" juga bisa menyebabkan kebutuhan tidur yang teramat sangat.
"Mereka bisa menghabiskan waktu 15 atau 20 jam di kasur selama berhari-hari atau berminggu-minggu dalam satu waktu, dan hanya terbangun untuk buang air dan makan," ujar Chervin.
Riset menemukan, sindrom ini hanya mempengaruhi satu dari satu juta orang.
Advertisement
3. Pengaruh kesehatan mental
"Tidur yang lama adalah salah satu cara depresi bermanifestasi. Seseorang bisa tidur lebih lama dan merasa mengantuk sepanjang hari, dan tidur selama 10 atau 11 jam setiap hari," ujar During.
Riset menunjukkan, ada hubungan antara depresi dan gangguan tidur. Biasanya dihubungkan dengan kasus insomnia atau hypersomnia.
Beberapa pengobatan untuk kondisi tertentu juga bisa menyebabkan rasa grogi (bingung) dan waktu tidur lebih lama. Jadi pilihan terbaiknya adalah berkonsultasi dengan dokter.
4. Kondisi medis lain
Cedera otak yang traumatis juga bisa menyebabkan waktu tidur lebih panjang, ujar During. Satu studi menemukan, orang yang baru saja mengalami cedera otak traumatis sering tidur lebih lama dibandingkan orang yang sehat.
Tidur juga memiliki hubungan kuat dengan korban trauma, dan riset menunjukkan, fungsi otak akan membaik setelah tidur yang cukup.
5. Sangat kurang tidur
Jika kamu sering begadang, wajar jika akhirnya waktu tidurmu lebih lama saat akhirnya dapat kesempatan. Untungnya, hal ini hanyalah konsekuensi dari kebiasaanmu, dan bukan indikasi penyakit. Selama hal ini tidak menjadi pola tidur alamimu, ujar During.
Namun perlu diingat juga, mengganti waktu tidur dengan waktu tidur siang yang sporadis atau waktu tidur malam yang lebih panjang tidak selalu memberi hasil yang dibutuhkan.
Chervin mengatakan, banyak orang menganggap tidur bisa ditabung. Jadi mereka tidur sedikit malam ini, dan berpikir bisa menggantinya dengan tidur yang lebih lama besok malam.
"Namun kamu tidak selalu bisa mengganti jam tidur yang kurang," tambahnya.
Riset menunjukkan, tidur selama 10 jam setelah tidak tidur sama sekali, hanya akan mendongkrak kesegaran tubuh pada awalnya saja. Setelah itu kamu akan drop.
Kesimpulannya: Jika kamu terus merasa letih walau cukup tidur, periksakan diri ke dokter, ujar During.
Namun jika kamu terbangun dalam kondisi segar dan siap memulai hari, tidur lebih lama sesekali waktu tidak akan menimbulkan kerugian.
Advertisement