Liputan6.com, Jakarta Kerap dilakukan orang lanjut usia, Tai Chi jadi identik dengan orang tua. Padahal, olahraga satu ini bukanlah untuk lansia saja, tapi buat semua orang.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Dong Yue Taiji Quan Indonesia (ADYTI), Wirawati Hartawan, usia balita pun boleh belajar Tai Chi kalau memang orangtuanya mau.
Baca Juga
"Kalau di Tiongkok dari SD sudah diajarkan. Sudah ada pelajarannya," ujar Wirawati ketika ditemui Health Liputan6.com setelah konferensi pers World Tai Chi and Qigong Day 2018 di Gedung DPD RI Nusantara II, Jakarta pada Senin, 23 April 2018.
Advertisement
"Karena mereka lebih lentur jadi (latihannya) lebih enak, lebih bagus, " kata dia menambahkan.
Selain itu, jika Tai Chi dilatih sejak usia muda, gerakannya juga akan lebih tepat.
Berbeda jika Anda memulai olahraga ini di usia tua, seperti halnya anggota ADYTI yang bergabung di umur 50 sampai 60 tahun, gerakannya jadi tidak maksimal.
"Mungkin kuda-kudanya tidak terlalu rendah. Kalau anak muda kan kuda-kudanya bagus, keren. Kalau angkat kaki bisa tinggi. Kalau orang tua hanya di bawah pinggang juga tidak apa-apa, "kata Wirawati.
Mendukung Germas
Selain olahraga, Tai Chi bersama dengan qigong dan senam tera juga mampu mendukung program Germas yang disuarakan oleh pemerintah.
"Dalam kajian lembaga kesehatan dunia, WHO, sekitar dua atau tiga tahun yang lalu kalau tidak salah, tercatat 81,7 persen orang Indonesia beradalah dengan kesehatan dan kebugaran, " ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Nono Sampono dalam acara yang sama.
"Oleh karena itu ini harus jadi kebangkitan kita bersama, tai chi, senam tera, dan lainnya sebagai bagian dari germas atau gerakan masyarakat sehat," kata Nono menambahkan.
"Bahkan anak muda saat ini sudah tidak sehat, tidak bugar bahkan meninggal di usia relatif muda karena tidak terpelihara secara baik," ujar Nono.
"Apa artinya otak yang cerdas, kepandaian dan lain sebagainya kalau badannya tidak sehat," ujar mantan kepala Basarnas tersebut
Advertisement