Pakan Pengganti Antibiotik Bikin Ayam Tak Lagi Nafsu Makan

Saat diberi pakan pengganti antibiotik (antibiotic growth promoter/AGP), ayam malah tidak nafsu makan, yang membuat pertumbuhan lambat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 26 Apr 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2018, 13:30 WIB
Antibiotik
Ayam di peternakan "Rudi Jaya Farm" menggunakan pakan pengganti antibiotik yang membuat ayam tidak nafsu makan. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta Artikel ini hasil liputan investigasi penulis dengan topik "Efektivitas Makanan Pengganti Antibiotik pada Unggas." Liputan yang dilakukan selama Maret 2018 sebagai bagian penilaian “Fellowship for Journalist Protecting Lives and Livelihoods." Beasiswa diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerjasama dengan FAO (Organisasi Pangan Dunia).

Kesedihan Rudi makin terpancar dari wajahnya yang muram tatkala ribuan ayam terlihat tak nafsu makan. Akibat tak nafsu makan, makanan yang masuk ke tubuh ayam sedikit. Berat badan ayam lambat bertambah. Tak ayal, pertumbuhan ayam, yang seharusnya mencapai 1 kg memasuki minggu ketiga, hanya 800 gram saja.

Dalam meneruskan bisnis peternakan ayam broiler sang ayah Hj Isa, Rudi harus menghadapi kesulitan beternak sekarang. Sambil menghela napas beberapa kali, ia mengungkapkan, kesulitan beternak ayam dikarenakan adanya pakan ternak pengganti antibiotic growth promoter (AGP). Pakan pengganti antibiotik membuat 10.000 ayam broiler kesayangannya lambat bertumbuh.

“Semakin sulit untuk peternak sekarang beternak. Pakan pengganti AGP, berarti pakan herbal (tanpa kandungan AGP) itu membuat pertumbuhan ayam lambat. Panen ayam jadi mundur 3-5 hari. Misalnya, panen ayam yang seharusnya 30 hari, malah jadi 35 hari,” ujar Rudi tanpa sungkan saat Liputan6.com berkunjung ke rumahnya, yang berada di daerah Bojongsari, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat pada Sabtu, 31 Maret 2018.

Baca selanjutnya: Perjuangan Peternak Jaga Ribuan Ayam Tetap Sehat Layaknya Bayi Sendiri

Pertumbuhan ayam yang lambat diketahui dari berat badan yang ditimbang sekali ditimbang seminggu sekali. Ketika memasuki minggu kedua, berat badan ayam yang biasanya 200 gram, hanya mencapai 100 gram. Berat badan tersebut sudah dimaksimalkan dengan baik. Artinya, berat badan ayam yang menggunakan pakan herbal, tidak bisa melebihi berat badan layaknya penggunaan antibiotik (AGP).

Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Herry Dermawan menanggapi hal tersebut. Penggunaan pakan ternak antibiotik—dalam hal ini AGP—memang berdampak pada pertumbuhan ayam.

“Dampak AGP itu berpengaruh pada pertumbuhan ayam. Pertumbuhan jadi lambat. Yang tadinya masa pertumbuhan ayam, mulai dari bibit sampai panen perlu waktu 30 hari, sekarang bisa 32 hari (minimal),” ujar Herry tatkala dihubungi melalui sambungan telepon.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Tidak efektif

Antibiotik
Karung pakan ayam pengganti antibiotik di peternakan Rudy. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Dari buku Probiotics – The Scientific Basic, yang ditulis R Fuller, pengganti AGP yang tersedia sering dianggap tidak efektif karena makanan probiotik atau herbal tersebut terlalu sederhana. Kandungan pakan pengganti AGP tidak mengandung bakteri anaerobik.

Dalam berbagai penelitian, bakteri tersebut terbukti memberikan efek perlindungan terhadap ayam. Secara praktis, bakteri anaerobik itu ada, tapi hanya menciptakan satu flora pelindung pada ayam. Flora tersebut menghasilkan efek perlindungan terhadap kolonisasi usus, seperti salmonella.

Flora harus dieksplorasi lebih lengkap. Kolonisasi usus dari salmonela, yang dapat membuat ayam mengalami gangguan pencernaan dapat dihindarkan.

Cara yang lebih akurat dengan memberi makan probiotik terus menerus. Setelah diberi makan, jumlah organisme probiotik yang tinggi dapat dipertahankan dalam usus. Beberapa organisme probiotik, seperti Aspergillus oryzae.

Larangan penggunaan antibiotik

Ayam Herbal
Rudy beralih memberi pakan ayam dengan pengganti antibiotik seiring larangan penggunaan antibiotik, yang diterbitkan Kementerian Pertanian. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Keluhan antara penggunaan pakan pengganti antibiotik dengan penggunaan AGP sangat dirasakan Rudi. Ia mampu menilai perbedaan tersebut karena pernah menggunakan pakan ternak AGP. Saat menggunakan pakan AGP, ayam cepat bertumbuh besar dan nafsu makan tinggi.

“Saya meneruskan bisnis ternak ayam ayah mulai tahun 2016. Ayah saya sudah membuka peternakan ini lama sekali, sejak tahun 1978. Selama itu juga, saya menggunakan pakan ternak AGP. Nah, baru mulai beralih ke pakan ayam herbal mulai awal Januari 2018 ini,” Rudi menjelaskan.

Rudy mengelola peternakan ayam broiler mandiri bernama “Rudi Jaya Farm.” Lokasinya tepat di samping rumah Rudy. Peternakan dengan tujuh kandang ayam terbentang luas.

Pakan ternak pengganti AGP yang diberi Rudi kepada ayamnya tidak dibuat sendiri. Pakan tersebut hasil produksi industri pakan PT Wonokoyo Jaya Corporindo. Tidak ada kandungan antibiotik pada pakan tersebut. Peralihan pakan itu dipengaruhi adanya pelarangan dari Kementerian Pertanian untuk penggunaan antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP) pada ternak.

Aturan tersebut tercantum melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, yang diberlakukan mulai awal tahun ini. Larangan AGP mencegah resisten antibiotik pada manusia setelah memakan daging ayam yang terkandung AGP.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya