Hidup Ilmuwan Ini Bukti Panjang Umur Tak Selalu Membahagiakan

Rasa-rasanya banyak orang mengaku ingin panjang umur. Namun, ilmuwan ekologi asal Australia David Goodall mengatakan hal sebaliknya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 03 Mei 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 07:30 WIB
Ilustrasi lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStock)

 

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang ingin panjang umur dan aneka artikel juga banyak menulis tips agar bisa hidup lama. Namun, seorang ilmuwan ekologi asal Australia yang genap berusia 104 tahun ini, menganggap hidupnya sudah terlalu lama.

David Goodall, ya itulah nama pria panjang umur itu. Dia tak sakit, tapi David merasa kualitas hidupnya memburuk.

"Saya sangat menyesal telah mencapai usia ini." kata David saat diwawancarai penyiar ABC di hari ulangtahunnya pada awal April 2018.

"Saya tidak bahagia. Saya ingin mati," katanya lagi mengutip laman Telegraph, Kamis (3/5/2018).

Tak dikemukakan lebih lanjut mengenai alasannya tak bahagia menjalani hidup. Walau begitu David yang telah memproduksi banyak riset ini masih aktif di bidangnya. Hingga kini, pria panjang umur ini masih aktif meninjau dan mengedit tulisan sebelum masuk ke jurnal ekologi.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Sosok lain yang bahagia berusia seabad

Ilustrasi pasangan lanjut usia
Ilustrasi (iStock)

Cerita David berbeda dengan Isabel Castono. Wanita asal Miami, Amerika Serikat ini merasa amat sangat bahagia dan bersyukur saat dirinya bisa mencapai 112 tahun pada 11 Januari lalu.

Menurut Castono rahasia panjang umur karena kekuatan imannya, "Saya meninggalkan segala hal untuk mengikuti ajaran Tuhan."

Salah satu putra Castano, Danilo Lugo, mengatakan bahwa sang ibuda amat bersyukur atas kehidupan yang dialami. Ingatannya juga masih tajam seperti mengutip ABC7.

"Dia merasa sangat sahat. Dia juga bahagia. Dan, kesadarannya juga baik. Luar biasa!" kata Danilo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya