Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Robot Seks Justru Berpotensi Meningkatkan Kejahatan Seks

Robot seks yang diklaim mengurangi kejahatan seks dan mampu mengatasi kesepian ternyata tidak didukung bukti yang kuat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Jun 2018, 22:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 22:00 WIB
Mengintip Pabrik Pembuatan Boneka Seks di China
Seorang insinyur menempelkan wajah boneka seks ke kepala robot di sebuah laboratorium pabrik EXDOLL di Dalian, China, Kamis (1/2). EXDOLL menciptakan bonek seks pintar. (AFP PHOTO/FRED DUFOUR)

Liputan6.com, Inggris Robot seks diklaim bisa memberikan kenyamanan terkait kebutuhan seks seseorang. Bahkan robot seks disebut-sebut bisa mengatasi kesepian dan mengurangi tingkat kejahatan seks. Tak heran, industri robot seks pun kini semakin berkembang.

Namun, dalam analisis terbaru, yang tercantum dalam BMJ Sexual and Reproductive Health, dokter mengatakan, tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim tersebut. Tidak ada juga spekulasi robot seks bisa menghentikan kejahatan seks.

Dua dokter asal Inggris, yakni Chantal Cox-George dari St George's University Hospitals NHS Foundation Trust dan Susan Bewley, Women's Health Academic Centre, King's College London, meneliti lebih lanjut soal robot seks.

Hasil penelitian menunjukkan, mereka tidak dapat menemukan efek kesehatan dari menggunakan robot seks. Penggunaan perangkat robot seks justru bisa membuat seseorang makin kesepian.

"Masih belum terbukti, keintiman akan terpenuhi dengan robot seks. Bisa jadi kesepian makin memburuk," tulis keterangan dari Chantal dan Susan, dikutip dari The Telegraph, Selasa (5/6/2018).

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Kejahatan seks meningkat

Robot Seks Henry
Robot seks baru bernama Henry ini tak hanya pandai "melayani" pemiliknya, tapi juga bisa melawak. (Foto: Instagram @abyssrealdoll)

Petugas medis juga menambahkan, klaim robot seks dapat mengurangi kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak-anak mungkin tampak optimis.

Sayangnya, adanya robot seks justru dapat mendorong eksploitasi yang kian meningkat.

"Beberapa orang membayangkan masa depan tanpa perdagangan seks. Penyebaran infeksi menular seksual dinilai dapat dicegah dengan penggunaan robot seks. Tapi itu bisa makin mendorong eksploitasi pekerja seks lebih lanjut," lanjut Chantal dan Susan dalam keterangannya.

Kejahatan seks pun dapat meningkat. Eksploitasi terhadap perempuan dan anak-anak dapat marak terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya