Liputan6.com, Jakarta Gangguan pada penglihatan tidak menghalangi atlet ski Millie Knight untuk tetap berprestasi. Dirinya telah memenangkan medali di Paralimpik Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan di kategori Super-G.
Satu hari setelahnya, dia memenangkan perak untuk kategori ski lainnya yaitu Downhill. Namun, siapa sebenarnya Millie Knight ini?
Baca Juga
Millie Knight adalah seorang atlet ski berusia 19 tahun yang memiliki gangguan penglihatan. Gadis ini kehilangan sebagian besar penglihatannya di usia muda. Namun, dirinya telah mengikuti lima kejuaraan olahraga.
Advertisement
Dilansir dari The Sun pada Rabu (4/7/2018), gadis asal Canterbury, Inggris ini lahir pada 15 Januari 1999. Namun, setahun kemudian, dia mendapat infeksi di mata kanan dan kehilangan sebagian besar penglihatannya.
Ketika Knight berusia enam tahun, masalah serupa terjadi pada mata kirinya. Ini membuat indera penglihatannya hanya tersisa 5 persen saja.
Saat itulah, dia mulai menekuni hobinya menuruni lereng dengan ski dan memperoleh gairah untuk berolahraga.
Millie kemudian dihubungi oleh salah satu yayasan olahraga bagi disabilitas Inggris, Disability Snowsports UK. Dia diminta untuk bergabung dengan tim ski Inggris pada usia 12 tahun. Pada November 2012, dia menekuni olahraga ski dengan sang ibu sebagai pemandunya.
"Saya mulai bermain ski dan akhirnya menjadi sedikit obsesif tentang hal itu. Saya dihubungi badan amal, Disability Snowsports UK dan berbicara dengan Sean Rose di acara ski London 2010," tulisnya dalam laman resminya.Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:Â
Â
Gegar otak
Millie mengakui bahwa ketika bermain ski sebagai profesional, dia dipandu dan mengenakan sebuah perangkat bluetooth yang direkatkan di helm. Dengan itulah mereka saling berkomunikasi.
"Pemandu saya akan memberitahu kondisi, seperti apakah ada gumpalan, tonjolan, dan rintangan di salju," katanya di laman Millieknight.co.uk.
Sekalipun berbakat dan tidak merasa terganggu dengan kondisi penglihatannya, Knight tidak bisa begitu saja lolos dari kecelakaan. Salah satunya dia alami beberapa waktu yang lalu ketika mengikuti uji Paralimpik di Pyeongchang.
Knight sempat terjatuh dan mendarat dengan kepalanya beberapa kali dengan kecepatan lebih dari 70 mil per jam. Ini membuatnya sempat trauma dan takut untuk bermain ski lagi. Dia juga didiagnosis menderita gegar otak.
Ini membuatnya terpuruk. Namun, dengan bantuan seorang psikolog olahraga, dia dapat kembali ke Korea Selatan dengan semangat baru dan siap menghadapi lereng yang menjadi medan permainannya.
Â
Â
Advertisement
Pemandu
Knight sendiri dibimbing oleh seorang pemain ski profesional bernama Brett Wild. Dia adalah awak kapal selam untuk Angkatan Laut Kerajaan dan mulai membimbing Knight setelah tiga hari percobaan di Austria.
Pasangan ini memulai debut mereka di putaran final Piala Dunia di Aspen pada Maret 2016. Di situlah mereka memenangkan kategori Super-G dan downhill.
Menurut Millie, kebutaannya membuat dirinya tidak melihat rintangan yang ada di depannya.
"Ketika saya jauh lebih muda, saya berpikir memiliki penglihatan yang sempurna karena tidak tahu apa pun yang berbeda. Jadi saya dulu hanya mengikuti orang tanpa menyadari mereka membimbing saya," kata Millie.
"Orang-orang selalu bertanya apakah itu menakutkan tetapi tidak. Saya tidak benar-benar melihat semua bahaya yang ada di lereng, saya tidak melihatnya gerbangnya dan itu sebabnya panduan yang baik sangatlah penting."