Bio Farma Akui Sulitnya Cari Bahan Alternatif Vaksin yang Halal

Untuk membuat vaksin halal tentu harus dengan kandungan bahan yang halal. Namun, mencari bahan alternatifnya sangat sulit.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Agu 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 13:30 WIB
20160628-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Bahan alternatif vaksin halal sulit dicari. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, menyebut mencari alternatif bahan vaksin yang halal itu sangat sulit. Meski sulit, PT Bio Farma (Persero) tetap mengupayakan pengembangan vaksin halal di Tanah Air. 

"Ini lebih susah dan kami berusaha keras mencari bahan alternatif untuk riset pengembangan vaksin. Tentunya, harus menghindari unsur kandungan hewan di dalamnya (animal origin)," ucap Bambang di Kantor Kementerian Kesehatan, ditulis pada Rabu (1/8/2018).

PT Bio Farma sudah mempertimbangkan segala kandungan bahan untuk mengembangkan vaksin yang halal. Kandungan dari hewan, seperti unsur babi, sangat dihindari.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Kombinasikan vaksin MR

20160628-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Kombinasikan vaksin MR sendiri pada tahun 2020. (iStockphoto)

Saat ini, PT Bio Farma (Persero) sudah memproduksi sendiri vaksin campak (Measles). Adanya kampanye imunisasi MR dari pemerintah juga mendorong PT Bio Farma (Persero) mampu mengombinasikan MR sendiri.

"Target 2020 nanti, kami bisa kombinasikan vaksin MR sendiri. Meski untuk vaksin Rubella masih impor dari India," ujar Bambang.

PT Bio Farma (Persero) sedang mengembangkan riset vaksin Rubella. Riset masih terus berjalan. Rencananya pada 2024, PT Bio Farma (Persero) bisa membuat vaksin Rubella sendiri.

"Riset vaksin sangat lama. Butuh waktu 20 tahun untuk membuat vaksin," Bambang melanjutkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya