Bahaya Bila Area Kewanitaan Dibiarkan Basah

Tidak semua toilet umum menyediakan tisu, ada kalanya kita terpaksa tidak mengeringkan organ intim setelah buang air

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2018, 22:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 22:00 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

 

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua toilet umum menyediakan tisu, ada kalanya kita terpaksa tidak mengeringkan organ intim setelah buang air. Kebiasaan itu sebenarnya tidak baik untuk kesehatan area kewanitaan, kata dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Bram Pradipta.

Menurut dr Bram, vagina atau alat reproduksi wanita harus dijaga kebersihannya dari basah, lembab karena vagina rentan terhadap infeksi.

“Akibat dekatnya batas antara uretra dengan anus dapat menyebabkan kuman penyakit dapat masuk dengan mudah ke liang vagina seperti jamur, bakteri, parasit ataupun virus,” ujar dr Bram dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu.

Hal ini bisa terjadi karena area kewanitaan tidak bersih akibat penggunaan celana dalam yang tidak tepat, tidak diganti, atau basah. Hal ini juga dibenarkan oleh Health Claim Senior Manager Sequis dr. Yosef Fransiscus. Menurut dia, terjadinya keluhan sakit pada organ intim perempuan biasanya dimulai karena tidak membiasakan menjaga kebersihan daerah intim.

Misalnya saja membiarkan pakaian dalam tetap digunakan dalam keadaan basah karena keringat atau keputihan atau tidak membersihkan sampai kering setelah buang air kecil.

“Basah dan lembab pada daerah selangkangan, kelamin dan sekitar pantat dalam jangka waktu yang lama dapat mengembangkan bakteri sehingga menyebabkan bau tak sedap atau infeksi,” ujarnya.

Dia menyarankan agar perempuan rajin menjaga daerah vagina agar tetap bersih dan kering. Adapun keluhan umum di daerah vagina yang sering terjadi misalnya rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, bau yang tidak sedap, adanya darah saat bersenggama serta adanya cairan putih atau dikenal dengan keputihan yang keluar dari vagina.

Menurut Bram, keputihan jangan diabaikan karena bila secara terus menerus akan mengalami perubahan seperti jumlahnya bertambah banyak, konsistensinya berubah, warna berubah lebih keruh, rasa gatal yang semakin sering dan timbul bau yang tidak sedap. (Antara/Nanien Yuniar)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya