Trauma Kepala, Kasus Terbanyak yang Diderita Korban Gempa Lombok

Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai malam tadi telah melakukan operasi terhadap korban gempa Lombok.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 07 Agu 2018, 11:25 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 11:25 WIB
Korban Gempa Lombok Dirawat di Luar Gedung Rumah Sakit
Seorang ibu korban gempa Lombok menjalani perawatan di luar Rumah sakit Moh. Ruslan di Mataram, Senin (6/8). Berdasarkan laporan sementara yang diterima BPBD NTB, korban meninggal akibat gempa Lombok sudah mencapai 89 orang. (AFP/ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai malam tadi telah melakukan operasi. Pagi ini akan dilakukan koordinasi antar tenaga medis dan tenaga kesehatan terkait rumah sakit yang layak melakukan operasi.

Kasus korban gempa terbanyak yang ditangani tim medis adalah trauma kepala dan fraktur (luka) terbuka. Seluruh tim ortopedi membawa implant dan instrumen. Setelah operasi, pasien tidak mau dirawat di ruangan karena trauma tertimpa material bangunan. Petugas kesehatan pun telah mengupayakan hal itu

Selanjutnya, rencananya akan dilakukan pembagian tim medis, yakni tim medis ortopedi, bedah saraf, dan anestesi. Tim medis tersebut didatangkan dari luar Kota Mataram, seperti Lombok Timur dan Bali.

Tim medis dari Bali telah tiba di RSUD Provinsi NTB dan sudah operasi 15 pasien fraktur. Sementara itu di Lombok Utara, info sementara di ruang operasi RSUD Lombok Utara terdapat dinding rubuh, tapi masih akan dipastikan apakah layak digunakan atau tidak.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya