Liputan6.com, Jakarta Wisata seks yang menawarkan hubungan intim tanpa batas kembali diluncurkan oleh Good Girl Company. Wisata penuh kontroversi ini masih dirahasikan lokasinya tapi diprediksi bakal diadakan di Kolombia.Â
Wisata seks bertajuk "Sex Island" atau "Pulau Seks" ini diadakan dari 14 sampai 17 Desember 2018. Setiap tamu yang mendaftar akan mendapat dua pekerja seks komersial. Lalu, peserta akan mendapat makanan, alkohol yang tidak terbatas, boleh mengonsumsi obat-oban terlarang serta berbagai kumpulan aktivitas tak senonoh yang untuk memenuhi fantasi mereka.
Baca Juga
Melansir New York Post pada Selasa (9/10/2018), video promo wisata seks ini sudah diunggah pada September 2018. Dalam video tersebut, tampak seorang pria bertelanjang dada yang berpesta di kapal pesiar dikelilingi oleh wanita bertopeng dan bikini.
Advertisement
"Semua gadis di sini untuk menyenangkan Anda dan membuat Anda merasa seperti raja, jika Anda memiliki fantasi istimewa, pastikan memberitahu tuan rumah atau para gadis, dan mereka akan memastikan untuk menghidupkannya," tulis pernyataan perusahaan tersebut.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Tiket Seharga Lima Ribu Dolar
Tiket wisata seks ini seharga USD5000 atau sekitar Rp76 juta. Tamu berhak mengakses vila pribadi dengan 60 pekerja seks dan pertunjukan erotis secara langsung. Tiket ini belum termasuk pesawat. Selain itu, kapasitas maksimum untuk liburan kelompok terbatas maksimal 30 tamu.
Para penyelenggara juga mengklaim bahwa pekerja seks komersial telah diuji kesehatannya dan bebas penyakit. Lokasinya sendiri belum terungkap, namun sebuah unggahan di Instagram mereka menyertakan tagar #Caribbean dan #Colombia.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement
Mendapat Kecaman dari Pejabat Setempat
Menurut NY Post, wisata seks seperti ini pernah juga terjadi tahun lalu. Saat itu, para pejabat Kolombia marah ketika ada kegiatan "Sex Island".
Walikota Sergio Londono saat itu mengatakan bahwa pihak berwenang akan melakukan segala hal untuk menghentikan acara tersebut. Pejabat juga mengancam akan mendeportasi turis yang hadir dalam acara.
"Tidak dapat diterima bahwa mereka ingin menjual kami sebagai tujuan wisata seksual. Itu bukan pariwisata yang kami hadirkan," ujar Londono di Twitter.
Mendapat kecaman dari pemerintah setempat, menurut The Mirror, pengelola memindahkan acara ke sebuah pulau pribadi di Karibia yang dirahasiakan tahun lalu. Sehingga, diam-diam wisata seks ini tetap digelar tahun lalu.