Persalinan Lewat Operasi Caesar Meningkat Pesat, Ada Apa?

Pada 2000, ada 16 juta bayi lahir lewat operasi caesar lalu 15 tahun kemudian meningkat hampir dua kali lipat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Okt 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 09:00 WIB
Kontraksi Mengandung dan Melahirkan
Ilustrasi jelang melahirkan dengan operasi caesar (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Jumlah wanita yang melahirkan lewat operasi caesar di 2015 meningkat dua kali lipat dibandingkan pada 2000. Pada 2000 sekitar 16 juta bayi lahir lewat operasi caesar, selang 15 tahun kemudian ada 30 juta bayi (21 persen dari total persalinan) yang lahir dengan cara tersebut di seluruh dunia.

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet tersebut tanda bahwa kini semakin banyak wanita yang melahirkan di bawah pengawasan medis tenaga kesehatan.

Bisa juga meningkatnya jumlah tindakan tersebut bukti bahwa operasi caesar sudah hadir di banyak tempat. Misalnya Di Afrika Barat dan Tengah, terjadi peningkatakan dari 3 persen menjadi 4,1 persen wanita yang melahirkan lewat operasi caesar seperti disampaikan peneliti seperti dilansir laman Time, Kamis (18/10/2018).

Persalinan lewat operasi caesar dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami komplikasi seperti perdarahan, tekananan pada janin dan tekanan darah tidak normal. Operasi caesar juga dilakukan untuk menyelamatkan janin yang akan lahir.

Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa operasi caesar yang benar-benar diperlukan hanya sekitar 10-15 persen dari angka kelahiran di seluruh dunia. Ini berarti ada penggunaan yang berlebihan.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Tren operasi caesar pada wanita berpenghasilan tinggi

Ibu baru melahirkan (iStockphoto)
Ilustrasi ibu baru melahirkan (iStockphoto)

Meningkatnya persalinan lewat operasi caesar biasanya dilakukan oleh wanita dengan penghasilan tinggi dan tinggal di perkotaan. Para wanita ini memilih operasi caesar karena takut melahirkan secara normal.

Penulis studi ini juga mengatakan bahwa banyak wanita yang merasa melahirkan lewat operasi caesar cenderung lebih aman daripada normal. Padahal, operasi caesar sebenarnya memiliki kemungkinan komplikasi lebih tinggi seperti lama pemulihan yang lebih lama dan risiko di kehamilan berikutnya. Lalu, ada juga penelitian yang mengatakan bayi yang lahir lewat operasi caesar tidak terpapar hormon dan bakteri dari ibu, sehingga hal ini bisa memengaruhi kesehatannya nanti.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam frekuensi tinggi tindakan melahirkan lewat operasi caesar yang tinggi di suatu negara tapi ada juga yang rendah di negara lain. Sehingga operasi caesar benar-benar dilakukan secara optimal," kata peneliti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya