Ilmuwan Ungkap Penyakit Otak Langka yang Bisa Menyebar dari Mata

Sebuah penyakit otak langka bisa dideteksi dari mata, yang merupakan titik penyebarannya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Nov 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2018, 08:00 WIB
Menangis
Penyakit otak langka mematikan ini bisa dideteksi lewat mata (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Teknologi membantu dokter mampu mendeteksi sebuah penyakit otak hanya lewat mata. Namun, bagaimana jika organ tersebut menjadi titik transmisi penyebaran penyakitnya?

Sebuah penelitian mengungkapkan tentang penyakit otak mematikan yang bisa dideteksi dari mata. Selain itu, lewat mata juga, penyakit langka ini bisa menular dan belum ada obatnya.

Melansir New York Post pada Sabtu (24/11/2018), penyakit tersebut adalah Creutzfeldt-Jakob Disease (CJD) dan variannya yang disebut CJD sporadis. Belum ada obat untuk penyakit mematikan ini.

Menurut jurnal medis terbaru, kasus terbaru dialami seorang pria yang mengonsumsi otak tupai. Penyakit tersebut menyebabkan jenis protein tertentu menutupi bagian otak dengan tidak seharusnya. Protein itu disebut prion dan menyebabkan lesi di otak. 

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Menular dari mata

Makeup
Penyakit otak langka mematikan ini bisa dideteksi lewat mata (iStockphoto)

Dalam kasus pria yang memakan tupai, konsumsi materi di otak hewan tersebut dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa mata orang terinfeksi bisa membawa prion.

Dilaporkan Gizmodo, hal ini menjadi penyebab utama rasa khawatir bagi mereka yang bekerja di bidang perawatan mata. Dokter yang melakukan operasi mata kemungkinan berisiko menyebarkan prion karena peralatan medis yang tercemar dan tidak menyadarinya.

Para peneliti melakukan uji prion pada mata 11 pasien meninggal karena CJD. Kebanyakan, protein itu ditemukan dalam retina. Namun, ada juga di bagian lainnya seperti lensa, saraf optik, bahkan otot di sekitarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya