Liputan6.com, Pandeglang Proses identifikasi jenazah tsunami Selat Sunda yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri memakan waktu lama. Setelah jenazah teridentifikasi, jenazah baru dapat diserahkan ke keluarga korban.
Baca Juga
Advertisement
Namun, proses identifikasi jenazah membutuhkan waktu dan belum tentu jenazah langsung diambil oleh keluarga.
"Dampaknya dapat terjadi penumpukan jenazah di rumah sakit. Padahal, rumah sakit daerah yang saat ini menampung jenazah korban tsunami Selat Sunda belum punya alat pendingin jenazah yang memadai," jelas Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto, dikutip dari Sehat Negeriku, Rabu (26/12/2018).
Merespons kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan pada hari Senin, 24 Desember 2018 sore telah mengirimkan satu unit kontainer pendingin untuk jenazah. Kontainer alat pendingin untuk jenazah ditujukan untuk RSUD Berkah Pandeglang.
Ini karena jumlah jenazah tsunami yang ditemukan makin bertambah. Jenazah-jenazah pun banyak ditempatkan di RSUD Berkah Pandeglang.
“Memperhatikan kebutuhan yang ada, kami berkoordinasi dengan Tim DVI Polri untuk mengirimkan kontainer pendingin untuk jenazah tsunami Selat Sunda dari Jakarta ke Pandeglang. Namun, perlu dipahami, pengangkutan kontainer membutuhkan proses karena diangkut dengan truk trailer,” terang Yuri, sapaan akrabnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Menampung 50 jenazah
Kementerian Kesehatan sudah siap untuk segera mengirimkan kembali kontainer pendingin jenazah bila kebutuhannya lebih besar dari kapasitas saat ini.
Satu unit kontainer pendingin jenazah dapat menampung 50 jenazah. Hingga sore, Senin, 24 Desember 2018 sore ada 20 jenazah yang sudah teridentifikasi, tapi belum diambil keluarganya.
"Kami akan cek segera tambahan jenazah. Jika melampaui kapasitas 50 jenazah, kami akan segera koordinasi dengan Kepala RSUD Berkah Pandeglang dan Tim DVI Polri untuk memesan kontainer pendingin tambahan,” ucap Yuri.
Advertisement