Liputan6.com, Jakarta Trauma menyelimuti para korban tsunami Selat Sunda. Mereka yang paling terdampak gelombang air pasang tsunami pada Sabtu, 22 Desember 2018 kehilangan keluarga, saudara, dan kerabat serta seluruh harta benda.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi korban tsunami Selat Sunda itu mengalami gangguan stres pasca trauma (Post-Traumatic Stress Disorder/PTSD). PTSD adalah gangguan kesehatan jiwa yang dipicu peristiwa menakutkan (peristiwa traumatis) yang pernah dialami atau disaksikan, seperti bencana alam, kecelakaan lalu lintas, atau perampokan.Â
Dokter Andika Widyatama dari KlikDokter menjelaskan, ada beberapa kiat mengatasi trauma korban tsunami.
Ajak korban ceritakan apa yang dipikirkan dan dirasakan
Korban cenderung teringat detik-detik kejadian tsunami. Hal ini membuat korban lebih sedih atau stres. Sebaiknya, ajak korban untuk menceritakan apa yang dipikirkan dan dirasakan terhadap kejadian yang menimpa.
Cerita dapat dibagikan kepada orang-orang terdekat, yang mungkin berada di area pengungsian bencana, seperti keluarga, tetangga, atau relawan bencana, sebagaimana dikutip dari KlikDokter, Selasa (25/12/2018).
Menceritakan kejadian tsunami Selat Sunda yang dialami dapat menguatkan diri korban. Korban menjadi merasa tidak sendiri.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Mengalihkan pikiran negatif
Untuk menghindari pikiran atau perasaan yang cenderung negatif, korban tsunami Selat Sunda disarankan mengalihkan pikiran secara perlahan-lahan. Caranya, menyibukkan diri dengan menjadi relawan atau membantu sesama korban.
Aktivitas seperti memasak dan menyiapkan makanan bersama untuk korban di area pengungsian juga bisa menjadi kegiatan yang mengalihkan pikiran negatif, lanjut Andika.
Hindari segala informasi terkait tsunami yang belum jelas. Pastikan informasi yang diperoleh bukanlah hanya sekedar rumor, tapi fakta.
Advertisement
Lakukan relaksasi
Cobalah membuat tubuh menjadi lebih rileks. Cara paling mudah, korban dapat melakukan meditasi atau peregangan. Trik ini bisa dilakukan dengan korban lainnya untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman.
Fokuskan pikiran dan perasaan pada hal yang positif dan menumbuhkan semangat. Bayangkan berbagai peristiwa atau hal yang pernah membuat diri bahagia.
Berusaha menghadapi ketakutan
Takut atau cemas karena peristiwa traumatis merupakan hal yang wajar. Namun, takut secara berlebihan terhadap sesuatu hal dapat menurunkan produktivitas.
Sebaiknya, korban tsunami mulai menguatkan diri menghadapi ketakutan tersebut. Cobalah membangun kepercayaan diri.
"Biarlah yang sudah berlalu, lihatlah harapan ke depan. Jangan sampai masa, lalu mengekang kehidupan korban," tambah Andika.