Titi Wati, Obesitas, dan Pengaruh Obat Herbal untuk Pangkas Berat Badan

Titi Wati menyebut obesitas yang dia alami salah satunya karena tidak lagi mengonsumsi obat herbal

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 14 Jan 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2019, 13:00 WIB
Warga Antusias Saksikan Evakuasi Wanita Pemilik Berat 350 Kilogram
Akhirnya, Titi Wati (37) wanita obesitas yang memiliki berat 350 kg, Jumat (11/1), pagi dievakuasi dari rumahnya di Jalan George Obos 25 ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Dorrys Sylvanus Palangka Raya. (Liputan6.com/

Liputan6.com, Jakarta Titi Wati, si pemilik berat badan yang mencapai 350 kilogram, berbagi cerita perihal obesitas yang tengah mengimpitnya.

Kepada awak media belum lama ini, perempuan 37 tahun tersebut bercerita banyak mengenai segala kemungkinan yang menyebabkan bobot tubuhnya bisa sebesar itu.

Titi Wati mengatakan pertama kali menyadari dirinya obesitas pada 2013. Kala itu segala jenis diet dia lakukan guna mengembalikan angka timbangan ke besaran yang lebih normal.

Dia tak ingat berapa berat pastinya saat itu. Akan tetapi yang Titi ingat, berat badannya turun menjadi 167 kilogram setelah rutin mengonsumsi obat herbal.

Namun, saat harga obat herbal semakin mahal dan Titi tak mampu lagi membelinya, berat badan perempuan dari Palangka Raya itu melonjak lagi.

"Setelah tidak mampu membeli minuman herbal penurun berat badan itu, saya pun menjalani aktivitas saya seperti orang normal. Makan dan minum pun juga tidak terkontrol lagi, sehingga berat badan saya yang saat itu sempat 167 kilogram, kini menjadi 350 kilogram lebih," kata Titi Wati.

 

Berhenti Konsumsi Obat Herbal Bisa Gemuk lagi

Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)
Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)

Bercermin dari kondisi Titi Wati, apa yang sebenarnya terjadi pada individu yang menurunkan berat badan menggunakan obat-obatan herbal? Mengapa saat mengonsumsi obat herbal berat bisa turun, tapi jadi melebar lagi setelah tak lagi mengonsumsinya?

Menurut seorang pakar di bidang gizi olahraga dan kebugaran, Mochammad Rizal, hal ini bisa terjadi karena mungkin obat herbal yang mereka minum bersifat diuretik, bersifat menurunkan nafsu makan, dan beberapa juga punya efek psikologis. Sayangnya banyak individu yang tak menyadari ini. 

Rizal, menjelaskan, jika ternyata obat herbal yang diminum itu bersifat diuretik, kemungkinan orang tersebut bisa tiba-tiba 'kurus' karena kehilangan banyak cairan dari dalam tubuh.

"Bersifat diuretik yaitu mengeluarkan cairan di dalam tubuh, sehingga turun berat badan mayoritas berasal dari kehilangan kadar air," kata Rizal saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Senin, 14 Januari 2018.

Begitu juga bila herbal yang diminum ternyata bersifat penurun nafsu makan, berat badan wajar turun karena yang mengonsumsi obat herbal itu jadi tak nafsu makan sama sekali. "Namun, setelah tidak lagi minum, nafsu makannya kembali naik," kata Rizal menambahkan.

Sementara yang punya efek psikologis, biasanya menyertakan sejumlah syarat tertentu seperti makanan apa saja yang harus disantap, dan kapan waktu terbaik untuk menyantapnya. 

"Ini membuat seseorang jadi 'patuh', dan berpikir 'oh, lagi on diet'," katanya.

"Tetapi setelah tidak mengonsumsi lagi, jadi enggak patuh lagi. Mindset-nya jadi 'off diet'," ujar Rizal menjelaskan.

 

Mindset

Banyak salah kaprah pada saat seseorang memutuskan untuk menurunkan berat badan. Menurut Rizal, yang sering terjadi, penurunan berat badan tidak diimbangi dengan perubahan kebiasaan (habit). 

"Perubahan habbit tu bahkan lebih penting dan harus ditekankan di awal daripada penurunan berat badan itu sendiri," kata Rizal. 

Hanya saja, tidak sedikit orang yang maunya serba instans. Mereka mengira ada obat ajaib penurun berat badan, tanpa diimbangi dengan perubahaan kebiasaan sehari. 

Rizal, mengatakan, banyak orang yang menganggap diet itu seperti tombol on-off. Mati-matian melakukannya karena tujuan tertentu, begitu tujuan sudah terpenuhi dan merasa puas, pola makannya balik ke semula. 

Ini yang menyebabkan banyak orang yang tidak lagi mengonsumsi obat herbal menjadi gemuk kembali. 

"Jangan terlalu bergantung pada obat-obatan, apalagi tanpa diiringi dengan perubahan habit," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya