Liputan6.com, Jakarta Kemoterapi merupakan tentuk sebagian besar pasien kanker darah. Salah satu efek dari terapi ini adalah rambut rontok. Kondisi ini bisa saja membuat pasien cemas, bahkan malu.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Andree Kurniawan, efek samping kemoterapi memang memengaruhi sel tubuh yang normal, seperti rambut, usus, dan sel organ tubuh lain.
"Bila ada gundul (rambut rontok) atau efek samping lain, seperti diare dan muntah-muntah, artinya obat kemoterapi (efektif) bekerja," terang Andree dalam tayangan di akun berbagi video presenter 'Ayo Hidup Sehat', Vito Anggarino Damay, ditulis Rabu (20/2/2019).
Jika pasien kanker tidak mengalami rambut rontok maupun diare, maka tandanya obat kemoterapi tidak bekerja. Dosis obat kemoterapi kurang dan pengobatan pun tidak akan berhasil baik.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Tidak bisa bedakan sel normal tubuh dan sel kanker
Berdasarkan American Cancer Society, A guide to Chemotherapy, sel-sel kanker membelah dengan sangat cepat sampai pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada sebagian besar sel dalam tubuh. Obat kemoterapi bekerja dengan menargetkan sel-sel kanker yang membelah dengan cepat ini.
Beberapa sel dalam tubuh kita juga membelah dengan cepat, misalnya sel-sel folikel rambut kita dan sel-sel di lapisan perut serta saluran pencernaan. Obat-obatan kemoterapi tidak bisa membedakan antara sel-sel normal dan sel kanker yang membelah dengan cepat.
Hal itu menyebabkan obat kemoterapi ikut menyerang sel-sel normal dalam tubuh. Rambut pun rontok. Ada berbagai tingkat kerontokan rambut, terlepas dari jenis obat kemoterapi.
Beberapa pasien hanya akan mengalami penipisan rambut, sedangkan yang lain akan menderita kerontokan rambut total. Ini juga dapat dikaitkan dengan dosis kemoterapi.
Dosis kemoterapi yang lebih rendah menimbulkan efek samping yang lebih rendah, yang berarti sedikit atau tidak ada kerontokan rambut. Tentu, resposn setiap pasien terhadap kemoterapi secara berbeda.
Di sisi lain, beberapa obat kanker baru lebih tepat dalam menargetkan sel kanker. Inilah sebabnya mengapa beberapa pasien tidak mengalami kerontokan rambut.
Advertisement