Penyakit Kuning pada Bayi, Kenali Jenis dan Cara Perawatannya

Penyakit ini harus diwaspadai para ibu yang memiliki bayi.

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 04 Mar 2019, 12:10 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2019, 12:10 WIB
Penyakit Kuning pada Bayi
(Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit kuning pada bayi adalah penyakit yang paling sering ditemui. Karena memang sebagian besar bayi yang baru lahir akan berwarna kekuningan untuk sementara waktu. Namun, hal itu berbahaya jika warna kekuningan pada bayi tidak kunjung hilang.

Penyakit kuning atau juga dikenal juga dengan jaundis. Penyakit kuning merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya perubahan pada warna kulit, sclera (bagian putih pada mata) dan juga kelenjar ludah yang dipicu oleh peningkatan bilirubin pada tubuh manusia.

Jenis-jenis Penyakit Kuning pada Bayi

1. Physiologic jaundice

Penyakit kuning ini normal dialami oleh setiap bayi baru lahir mengingat fungsi hati atau lever bayi yang belum sempurna. Umumnya kondisi ini akan berlangsung selama 1-2 minggu dengan tanda kulit kekuningan di sekitar wajah, leher, dada dan tangan bayi.

Penyebab dari physiologic jaundice adalah karena terjadinya penumpukkan bilirubin (fat soluble), yang merupakan salah satu komponen pecahan dari hemoglobin, akibat hati atau lever yang bertugas melarutkan bilirubin menjadi air belum berfungsi dengan sempurna. Sehingga menyebabkan kulit bayi terlihat kuning.

Kondisi ini tergolong normal pada bayi baru lahir. Dengan asupan cairan ASI yang cukup, penyakit ini dapat hilang dengan sendirinya seiring dengan membaiknya fungsi hati atau lever pada bayi.

Meski demikian, kamu tetap perlu memantau dan mewaspadai kondisi ini. Sebab, jika dibiarkan tanpa upaya tertentu, penyakit ini bisa membahayakan kesehatan bayi dan bahkan menimbulkan kematian.

2. Pathologic jaundice

Penyakit kuning ini disebabkan adanya ketidakcocokkan golongan darah (Rhesus) antara ibu dan bayi. Dalam kondisi ini, jumlah sel darah merah yang mati melebihi rata-rata, sehingga menyebabkan terbentuknya bilirubin lebih banyak lagi.

Terkadang, golongan darah ibu yang berbeda dapat membentuk antibodi yang justru menghancurkan sel-sel darah merah si bayi, sehingga jumlah bilirubin pun semakin banyak.

Kasus ini bisa jadi membahayakan bayi, namun kondisi ini dapat dicegah dengan melakukan injeksi immunoglobulin Rh pada ibu.

3. Breastfeeding jaundice

Penyakit kuning ini terjadi akibat bayi kurang menyusu, sehingga cairan pada tubuhnya tidak mampu melarutkan bilirubin sebelum dibuang melalui BAB. Sayangnya, sebagian besar orangtua menyikapi kasus ini dengan menghentikan asupan ASI dan menggantinya dengan susu formula dengan alasan ASI belum keluar atau belum lancar.

Padahal bayi baru lahir sangat membutuhkan kolostrum yang terkandung pada ASI. Cairan kental berwarna kuning yang muncul di minggu-minggu awal menyusui ini banyak mengandung zat laksatif yang mampu melarutkan bilirubin.

Sehingga kemungkinan bilirubin terserap kembali ke dalam tubuh bayi menjadi sangat jarang. Jadi, memang sebaiknya bayi minum lebih banyak ASI untuk meredakan penyakit kuning yang dideritanya.

4. Conjugated Hyperbilirubinemia

Jika ketiga penyakit kuning di atas masih tergolong normal dialami oleh bayi baru lahir, maka penyakit kuning berikut ini memiliki risiko lebih serius dan memerlukan penanganan khusus.

Conjugated Hyperbilirubunemia disebabkan oleh kerusakan hati atau lever, sehingga bilirubin yang telah larut dalam air tidak dapat dibuang melalui BAB, tetapi justru melalui air seni atau masuk kembali ke dalam darah bayi.

Selain kulit bayi yang terlihat lebih kuning dari kondisi normal, gejala penyakit ini dapat dilihat dari warna air seni bayi yang berwarna kecokelatan, tidak bening seperti bayi normal pada umumnya. Jenis penyakit kuning ini memerlukan penanganan yang serius dari dokter.

 

 

Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi

- Kerusakan sel darah karena memar yang terjadi selama proses persalinan atau terjadi pembekuan darah superfisial di kepala.

- Antibodi di tubuh ibu yang menyerang sel darah merah di tubuh bayi mengakibatkan bayi menjadi kuning

- Kondisi warisan yang disebut yang disebut defisiensi G6PD (enzim di dalam tubuh yang membantu sel darah merah berfungsi secara normal)

- Infeksi sistem urinasi atau darah

- Bayi kuning lebih dari dua minggu bisa disebabkan oleh infeksi, kelainan saluran empedu, atau penyakit yang menyerang metabolisme

- Bayi lahir prematur karena livernya belum tumbuh sempurna.

Merawat Bayi Kuning

Kuning pada bayi seharusnya hilang dengan sendirinya tanpa perawatan apapun. Sebelum dibawa pulang, dokter akan memeriksa apakah benar si bayi kuning atau tidak. Misalnya, dengan ditekan dadanya, ditahan dan dilepas. Bila daerah bekas tekanan berwarna kuning, dipastikan si bayi terkena penyakit kuning.

Dokter akan berupaya mengatasinya dan terus memantaunya sampai kadar bilirubin aman dan stabil. Dokter juga bisa memutuskan apa bayi perlu fototerapi (perawatan dengan penyerapan cahaya dari lampu ultraviolet) atau tidak.

Kalau si bayi sudah cukup kuat untuk dibawa pulang, dokter biasanya masih menyarankan agar menjemurnya di pagi hari (antara pukul 7 hingga 9 pagi).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya