Upaya Indonesia dan PBB Capai Nol Kelaparan Tahun 2030

Kerjasama pemerintah Indonesia bersama lembaga PBB mencapai target nol kelaparan tahun 2030.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Apr 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 19:00 WIB
Lansia Meninggal Akibat Kelaparan Di Hutan Pulau Seram
Anak dan orang tua warga suku Mausu Ane Pulau Seram yang dilanda bencana kelaparan.(Liputan6.com/Abdul Karim)

Liputan6.com, Jakarta Demi mencapai target SDG-2, yakni mengakhiri semua bentuk kelaparan, kekurangan gizi, dan mencapai keberlanjutan pertanian (nol kelaparan/zero hunger) pada tahun 2030.

Dalam Forum “Tinjauan Ketahanan Pangan dan Gizi di Indonesia” yang diadakan di Jakarta pada 2 April 2019, pemerintah Indonesia bersama lembaga PBB di Indonesia menegaskan kembali komitmen untuk mencapai target SDG2.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Arifin Rudiyanto menyampaikan, sistem pangan berkelanjutan menjadi salah satu upaya capai nol kelaparan.

“Dalam pencapaian tanpa (nol) kelaparan, saya ingin menekankan, pentingnya sistem pangan berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan dan produktif akan menjadi tantangan nyata kami dalam waktu dekat," tegas Arifin sesuai keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis, 4 April 2019

Dalam konteks Indonesia, sistem produksi pangan sebagian besar mengandalkan petani kecil. Oleh karena itu, upaya meningkatkan produktivitas petani menjadi salah satu kebijakan yang bisa diterapkan.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Intervensi perbaikan gizi

Kelaparan
Kerjasama Indonesia dan PBB wujudkan nol kelaparan tahun 2030 pada Forum “Tinjauan Keamanan Pangan dan Gizi di Indonesia” yang diadakan di Jakarta. (Dok FAO)

Beberapa langkah sudah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah dan lembaga PBB di Indonesia untuk mewujudkan target SDG-2 meliputi memperluas cakupan program Manajemen Gizi Buruk Terintegrasi secara nasional.

Upaya ini kerjasama dengan UNICEF, yang mana sebuah intervensi yang terbukti menyelamatkan jiwa (UNICEF),

"Penerapan strategi komunikasi perubahan perilaku untuk mengatasi beban ganda gizi buruk pada anak usia sekolah (WFP), penguatan kapasitas nasional dalam aspek keamanan pangan, serta pengembangan lintas sektoral terhadap kebijakan dan tata kelola sistem pangan (FAO)," jelas Arifin sebagai Penanggung Jawab Tim Koordinasi Strategis Pelaksanaan TPB/SDGs Nasional 2019.

Selain itu, diperlukan peningkatan berkelanjutan pemberian label gizi, kerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya