Penggunaan Pil KB Bantu Terhindar dari Risiko Kanker Ovarium?

Peneliti menemukan bahwa pil KB dapat menurunkan risiko kanker ovarium.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2019, 09:00 WIB
Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)
Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pil KB tenyata tidak hanya berguna sebagai kontrasepsi saja. Pil ini memiliki berbagai manfaat lain, mulai dari mengurangi keram saat menstruasi sampai ada yang percaya bisa untuk mengecilkan jerawat.

Selain itu, berdasarkan sebuah studi yang dilakukan Universitas Buffalo dan Roswell Park Comprehensive Cancer Center, pil KB disebut juga dapat menurunkan risiko kanker ovarium.

Para peneliti menemukan bahwa konsumsi pil KB dapat menurunkan 46 persen risiko kanker ovarium dalam setahun. Ditemukan juga bahwa penggunaan pil selama lima tahun menurunkan 32 persen risiko perkembangan kanker yang lebih mematikan. 

“Kami telah mengetahui bahwa secara general perempuan yang menggunakan pil KB memiliki risiko rendah terkena kanker. Namun, belum diketahui bagaimana efeknya terhadap perempuan dengan penyakit yang parah,” kata Professor Onkologi dari Roswell Park Comprehensive Cancer Center, Kirsten Moysich, dikutip dari situs Health.

 

Manfaat penggunaan Pil KB

Sebelum mengeluarkan hasil tersebut, para peneliti terlebih dulu mengumpulkan 20 studi kasus. Dari situ diketahui terdapat 579 pasien yang meninggal karena kanker ovarium dalam setahun, berbanding dengan 2.279 pasien yang tidak memiliki kanker ovarium.

Kanker ovarium adalah penyebab kematian nomor lima di Amerika Serikat berdasarkan American Cancer Society. Pada 2019, diperkirakan akan ada sekitar 22.530 perempuan terdiagnosis kanker ovarium dan 13.980 di antaranya akan mengalami kematian.

 

Gunanya Pil KB

Salah satu teori yang memungkinkan adalah pil KB menghentikan ovulasi. Semakin sedikit ovulasi maka semakin sedikit jumlah hormon yang dapat menyebabkan kanker di dalam tubuh.

“Hasil penelitian kami memiliki bukti yang kuat bahwa hal ini patut dipelajari lebih dalam sehingga kita dapat memiliki pehamaman yang baik dan mengidentifikasi orang yang membutuhkan hal ini” kata Jennifer Mongiovi, mahasiswa Universitas Buffalo dan peniliti studi.

Penulis: Khairuni Cesario

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya