Ini Alasan Orang Senang Bergosip

Bergosip bukan harus menyebarkan rumor atau cerita memalukan, bisa juga sesi berbagi informasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2019, 20:00 WIB
Nyinyir dan gosip (iStock)
Ilustrasi nyinyir dan gosip (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bergosip yakni membicarakan seseorang yang tidak hadir di tempat itu pasti pernah kita lakukan. Namun, ada juga orang-orang yang begitu menikmati sesi bergosip. Mengapa bisa begitu ya?

Menurut studi dari jurnal Social Psychological and Personality Science seseorang menghabiskan waktu sekitar 52 menit setiap hari untuk bergosip. Seperti melansir Health, bergosip bukan harus menyebarkan rumor atau cerita memalukan. Gosip juga bisa jadi ajang berbagi informasi.

Menurut profesor psikologi dan neurosains University Duke, Mark Leary, mengatakan bahwa bergosip merupakan insting dasar manusia. Terlebih karena kehidupan manusia sangat mengakar pada kelompok. Manusia tidak hanya hidup dalam kelompok tetapi juga bergantung pada orang lain di kelompok tersebut.

"Untuk itu, mereka membutuhkan informasi sebanyak mungkin mengenai orang di sekitar mereka untuk mengetahui seperti apa orang dalam kelompok, siapa yang dapat dipercaya, siapa yang merusak peraturan kelompok, siapa yang memiliki pertemanan dengan orang tertentu, bagaimana sifat dan padangan seseorang dan lainnya," kata Mark Leary.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Makin Mengenal Sosok Seseorang

Nyinyir dan gosip (iStock)
Ilustrasi nyinyir dan gosip (iStockphoto)

Selain itu, gosip tidak hanya mengajarkan Anda siapa subjek dari suatu pembicaraan. Tapi juga mengenai orang yang sedang membicarakan hal tersebut.

"Saya dapat mempelajari beberapa hal mengenai sikap, kepercayaam dan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dengan melihat siapa dan apa yang Anda bicarakan dalam gosip. Meskipun saya tidak bergabung dalam gosip, hanya mendengar orang membicarakan gosip juga bisa membuat saya tahu mengenai hal apa yang mereka anggap penting, apakah mereka dapat dipercaya untuk memegang rahasia dan lainnya," kata Mark Leary.

Selain itu, gosip dapat mempererat ikatan sosial. Sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa gosip meningkatkan kerja sama kelompok dan membuat anggotanya tidak terlalu egois.

Studi juga menemukan bahwa gosip dapat mengidentifikasi dan mengucilkan orang yang tidak dapat dipercayai dalam kelompok. Pengucilan seseorang dari kelompok ini dapat membuat seseorang belajar dan meningkatkan perilakunya. Ancaman akan dikeluarkan dari kelompok juga merupakan alasan orang untuk bekerjasama dalam kelompok. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa beberapa gosip dapat berdampak buruk.

"Beberapa gosip memiliki konsekuensi buruk terhadap target dan beberapa memiliki efek negatif terhadap orang yang bergosip seperti jika target mengetahui atau bila pendengar menyimpulkan bahwa orang yang bergosip merupakan orang yang tidak bisa dipercaya karena memikirkan urusan orang lain," kata Mark Leary.

Penulis: Khairuni Cesario

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya