Liputan6.com, Jakarta Setelah melewati masa kritis perawatan kanker kelenjar getah bening, Ustaz Arifin Ilham mengembuskan napas terakhirnya di di Penang, Malaysia pada Rabu, 22 Mei 2019 malam. Kepergian ustaz ternama ini membuat publik Tanah Air ikut berduka.
Kanker kelenjar getah bening yang diidap Arifin Ilham termasuk stadium 4A. Kanker terjadi karena pertumbuhan sel-sel yang tak terkendali pada salah satu atau beberapa kelenjar getah bening di dalam tubuh.
Advertisement
Baca Juga
Dokter Resthie Rachmanta Putri dari KlikDokter pernah menuliskan bahwa sel-sel kelenjar getah bening bersifat ganas serta merusak jaringan di sekitarnya. Akibatnya, kelenjar getah bening tak mampu berfungsi menjaga daya tahan tubuh sebagaimana mestinya.
Berikut ini beberapa fakta kanker kelenjar getah bening yang berhasil dirangkum Health Liputan6.com.
1. Punya dua jenis
Berdasarkan American Cancer Society, kanker dapat muncul di kelenjar getah bening dengan dua cara, yakni kanker bisa berada langsung di kelenjar getah bening atau menyebar dari organ tubuh lain lalu menyasar ke kelenjar getah bening.
Kanker kelenjar getah bening disebut limfoma. Ada dua jenis limfoma, yakni limfoma hodgkin (penyakit hodgkin) dan limfoma non-hodgkin.
Limfoma hodgin adalah kanker yang berawal dari sel darah putih, yang dikenal dengan nama limfosit. Limfosit ini bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Limfoma non-hodgkin, kadang disebut limfoma adalah kanker kelenjar getah bening yang dimulai pada sel yang disebut limfosit, bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Simak video berikut ini:
Ditandai Benjolan
2. Ditandai benjolan
Gejala paling awal dikenali oleh penderitanya adalah timbulnya benjolan di bawah kulit. Kondisi tersebut tanda dari pembesaran kelenjar getah bening.
"Benjolan paling sering ditemukan di leher, ketiak atau lipat paha. Biasanya benjolan kalau diraba terasa kenyal, tidak nyeri, dan warnanya sama dengan warna kulit di sekitarnya," tulis Resthie, dikutip dari KlikDokter, Rabu (23/5/2019).
Adapun gejala umum lain meliputi demam yang tak terlalu tinggi dan berkepanjangan (terjadi selama lebih dari dua minggu, banyak berkeringat khususnya pada malam hari, mudah lelah, kehilangan nafsu makan, dan berat badan turun secara drastis
3. Lokasi kanker
Jika kanker kelenjar getah bening terjadi pada kelenjar di dalam rongga dada, gejala yang paling sering dikeluhkan adalah sesak napas. Menurut Resthie, sesak napas yang dirasakan pada awalnya ringan. Tapi makin lama makin berat hingga dapat mengancam nyawa.
Kanker juga bisa terjadi pada kelenjar getah bening di rongga perut. Keluhan yang paling sering dialami adalah perut makin membesar dan terasa begah.
Advertisement
Lebih Rentan Terinfeksi
4. Lebih rentan kena infeksi
Seseorang yang mengalami kanker kelenjar getah bening akan lebih rentan kena infeksi dibandingkan orang yang sehat. Hal ini karena kelenjar getah beningnya tak mampu menjaga daya tahan tubuh.
Lebih lanjut, kata Resthie, jika penderitanya mengalami infeksi, maka infeksi bisa berubah membahayakan dan sulit disembuhkan.
5. Perjalanan sel kanker
Sel-sel kanker melepaskan diri dari tumor aslinya dan melakukan perjalanan ke organ tubuh lain melalui aliran darah atau sistem getah bening. Jika sel kanker melakukan perjalanan melalui sistem getah bening, maka sel-sel kanker mungkin berakhir di kelenjar getah bening.
Ketika kanker tumbuh di dalam kelenjar getah bening akan memengaruhi kelenjar getah bening di dekat tumor itu sendiri. Menurut American Cancer Society, kelenjar getah bening secara normal itu kecil dan sulit ditemukan.
Tetapi ketika ada infeksi, peradangan atau kanker, kelenjar getah bening bisa membesar. Kelenjar getah bening yang berada di dekat permukaan tubuh bisa diraba dengan jari.
Â
Peradangan Usai Operasi
6. Peradangan usai operasi
Salah satu cara menyingkirkan kanker kelenjar getah bening dengan operasi. Operasi pengangkatan kelenjar getah bening bisa menimbulkan efek samping berupa peradangan.
Kelenjar getah bening yang telah diangkat selama operasi ini meninggalkan bagian tubuh berbentuk cairan getah bening. Cairan getah bening pun terkumpul di organ tubuh yang alami kanker.
Akibatnya, banyak pembuluh getah bening terhambat. Ini karena ketidakmampuan pembuluh getah bening menguras cairan getah bening.
Kondisi ini disebut lymphedema, menurut American Cancer Society. Semakin banyak kelenjar getah bening yang diangkat, semakin besar potensi lymphedema terjadi.
Dokter Suci Dwi Putri dari KlikDokter menyampaikan, bengkak pada bekas operasi kelenjar getah bening menandakan tanda-tanda radang yang dapat terjadi karena infeksi.Â
"Saat ini, penanganan yang tepat adalah kembali kontrol untuk memeriksakan kondisi luka operasi kepada dokter bedah," ujarnya sebagaimana dikutip dari KlikDokter.
Â
Advertisement