Liputan6.com, Jakarta Seabrek makanan khas Lebaran tersaji di atas meja pada Idulfitri. Ketupat atau lontong ditemani sayur berkuah santan, rendang, opor ayam, dan sambal goreng hati siap disantap bersama keluarga.
Ketika berkunjung ke rumah sanak saudara untuk merayakan Lebaran pun bakal ditemukan menu serupa atau sedikit berbeda. Tidak jarang sang empunya rumah akan mengajak untuk mencicipi makanan tersebut.
Baca Juga
Pada sebagian orang, hal-hal yang lazim terjadi pada momen makan enak saat Lebaran ini menjadi momok. Mereka takut tidak mampu mengontrol asupan makanan yang masuk, dan langsung berpikir berat badan bakal naik lagi padahal sebulan berpuasa berhasil memeroleh bobot tubuh ke angka ideal.
Advertisement
Dilema pun menyerang. Di satu sisi ingin menolak lantaran merasa sudah kenyang, tapi di sisi lain takut membuat tuan rumah jadi tersinggung.
Nah, Anda tak perlu khawatir lagi. Anda bisa mencoba beberapa tips agar porsi makan tetap terjaga di Hari Raya Idul Fitri, seperti yang disampaikan Dinda Utami Sasetyo, seorang pelatih kebugaran bersertifikat APKI (Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia) kepada Health Liputan6.com, ditulis Rabu (4/6/2019).
1. Rencanakan apa saja yang ingin disantap
Biasanya, kita memiliki tradisi yang sama dari tahun ke tahun mau silaturahmi ke rumah siapa saja. Menurut GoLangsing Facilitator yang fokus pada Mindful Eating ini, ada baiknya kita tulis ada berapa pemberhentian dalam satu hari itu.
Dengan begitu kita bisa mengukur kira-kira berapa kali kemungkinan untuk makan di hari Lebaran ini.
2. Membuat Pilihan Makanan
Dinda, misalnya, yang selalu menyantap menu favorit Lebaran terlebih dahulu. "Jadi, aku puaskan dulu di depan. Don't save the best for last karena kalau baru dimakan terakhir, biasanya perut sudah terisi dengan makanan-makanan lain selain dari yang kita suka," ujar wanita yang juga pelatih kebugaran pribadi Dian Sastrowardoyo.
Sebaiknya, kita buat daftar apa saja menu favorit saat Idulfitri untuk disantap duluan.
3. Camilan
Selain ketupat beserta kawan-kawannya, makanan lain yang rasa-rasanya tak mungkin sampai terlewatkan adalah makan kue-kue Lebaran. Nastar, putri salju, atau kastengels.
Perlu diingat bahwa mencamil tergolong aktivitas makan. Dinda, menjelaskan, semua yang masuk ke dalam mulut adalah makanan bukan 'ganjelan'.
Dinda tak melarang. Ia hanya mengimbau agar menyantap kue-kue itu penuh kesadaran.
"Ingat bahwa kue nastar setelah gigitan ke-2, ke-3, dan seterusnya rasanya sama saja. Jadi, enggak perlu dimakan berlebihan," ujarnya.
Advertisement
4. Walau Terdengar Klise Jangan Lupa Minum Air Putih
Terdengar klise? Dinda sendiri mengakuinya. Namun, pada kondisi-kondisi tertentu kita lupa untuk minum saking penuhnya perut kita.
"Ini kayaknya mudah, tapi seringkali kalau makanan berlimpah ruah dan makan berlebihan, minum air putih saja sudah enggak sanggup," katanya.
Dinda mengingatkan agar kita tidak lupa minum.
5. Lakukan dengan santai
"Lebaran memang satu tahun sekali, tapi makanan khas Idul Fitri tetap ada kok di luar Lebaran," katanya.
6. Kembali kepada esensi
Dinda mengingakan bahwa esensi dari Idulfitri bukan haru bebas makan. Rayakan kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman dengan penuh rasa bahagia.
"Makanan yang berlimpah patut disyukuri dan dinikmati dengan penuh kesadaran. Kalau makan sampai perut sesak, nikmatnya pun hilang," katanya.
Saksikan juga video berikut ini