WHO Nyatakan Maladewa Bebas Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak

Program pengendalian AIDS di Maladewa diketahui sudah ada bahkan sebelum infeksi HIV pertama kali ditemukan di negara itu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Jul 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 16:00 WIB
Ilustrasi ibu hamil (iStock)
Ilustrasi ibu hamil (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan Maladewa sebagai negara yang sukses mengeliminasi penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak.

WHO mengumumkan prestasi Maladewa tersebut pada 15 Juli lalu. Ini menjadikan Maladewa sebagai negara kedua di wilayah WHO Asia Tenggara yang sukses mengeliminasi penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, setelah Thailand.

"Prestasi yang patut dipuji ini dimungkinkan oleh komitmen politik yang kuat, keterlibatan masyarakat aktif, kontribusi tak ternilai dari petugas kesehatan dan kolaborasi berkelanjutan dari organisasi mitra," kata Dr. Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO South-East Asia seperti dikutip dari laman resmi WHO South-East Asia pada Jumat (26/7/2019).

Sertifikasi ini melewati tahap yang dilakukan secara nasional, regional, dan global. Mereka dinyatakan bebas dari penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak setelah tidak ditemukannya kasus dalam dua tahun terakhir.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Program Pengendalian AIDS Sebelum Terjadi Infeksi

Komandoo Maldives Island Resort, Komandoo, Kepulauan Maladewa
Komandoo Maldives Island Resort, Komandoo, Kepulauan Maladewa (sumber. komandoo.com)

Infeksi HIV pertama kali terdeteksi di Maladewa pada 1991. Namun, program pengendalian AIDS sudah diluncurkan sejak 1987. Mereka memprioritaskan kesadaran masyarakat, pencegahan penularan dengan berfokus pada populasi berisiko, penyediaan perawatan, dukungan, serta pengobatan berkualitas bagi pasien HIV/AIDS dan sifilis.

"Fitur unik dari program pengendalian AIDS negara ini adalah integrasi total semua layanan kesehatan, termasuk pencegahan, ke dalam sistem kesehatan umum," kata Singh.

Dalam 30 tahun terakhir, program tersebut menyediakan akses untuk tes dan konseling HIV, transfusi darah dan jaringan yang aman, keselamatan injeksi, dan investasi untuk menyediakan perawatan dan pengobatan yang berkualitas ke seluruh negeri. Pengawasan penyakit tingkat tinggi juga dilakukan untuk memastikan agar kasus HIV dan sifilis cepat terdeteksi, diuji, dan diobati.

"Dengan anggaran kesehatan yang tinggi secara konsisten, lebih dari 9 persen dari PDB, dan upaya terus menerus selama bertahun-tahun untuk memastikan perawatan berkualitas, Maladewa telah mengatasi tantangan unik dan besar untuk menjadi yang terdepan dalam menghilangkan penyakit seperti malaria, filariasis limfatik, campak, dan sekarang, penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak," kata Singh.

Secara global, WHO mencatat bahwa sifilis kongenital menjadi penyebab utama kedua lahir mati atau stillbirth yang sesungguhnya bisa dicegah. Sementara, penularan HIV dari ibu ke bayi menyumbang 9 persen dari kasus infeksi baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya