Liputan6.com, Jakarta Beberapa wilayah Indonesia masih belum terbebas dari polusi udara. Mulai dari pencemaran di ibu kota Jakarta hingga kebakaran hutan dan lahan di wilayah lainnya menyebabkan munculnya polusi udara.Â
Penanganan yang lambat menjadikan masyarakat lebih rentan akibat berbagai penyakit yang bisa timbul karena polusi udara. Meski begitu, seberapa lama seseorang bisa bertahan di tengah lingkungan dengan kualitas udara yang buruk?
Baca Juga
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan, tidak ada ukuran tertentu seberapa lama manusia bisa bertahan di tengah polusi udara.
Advertisement
"Tidak ada acuan waktu tertentu berapa lama akan menimbulkan dampak kesehatan," kata Agus pada Health Liputan6.com dalam konferensi pers di Kantor PDPI, Jakarta, ditulis Kamis (1/8/2019).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Kondisi Tubuh Seseorang juga Berpengaruh
Agus menjelaskan, dampak kesehatan akibat polusi udara bisa bersifat akut dan kronis. Kedua kondisi itu tergantung dari tubuh seseorang.
"Akut itu sebentar saja pada beberapa orang yang sensitif saja bisa menimbulkan dampak. Pada mereka yang tidak sensitif tentu tidak," ujar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta itu.
Sementara, penyakit yang bersifat kronis akan muncul ketika seseorang terpapar selama bertahun-tahun dengan durasi waktu yang cukup lama.
"Jadi penyakit itu akan muncul tergantung dari lamanya dia terekspos, konsentrasi dari polutan, kondisi seseorang juga mempengaruhinya, rata-rata per hari terpapar juga berpengaruh," tambahnya.
"Jadi tidak ada acuan, tapi semakin lama pasti semakin berisiko. Semakin berat konsentrasi polutan atau kualitas udara yang buruk, jadi semakin tinggi."
Advertisement