Banyak Artis Endorse Kosmetik Ilegal, DPR Minta BPOM Perkuat Sektor Daring

Komisi IX DPR RI meminta agar BPOM juga lebih aktif di media sosial untuk mengawasi dan memberikan edukasi pada masyarakat seputar produk obat, kosmetik, dan makanan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Sep 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2019, 16:00 WIB
Temuan produk kosmetik ilegal yang ditemukan di empat pabrik kosmetik ilegal di Jakarta Barat. (Foto: Humas BPOM)
Temuan produk kosmetik ilegal yang ditemukan di empat pabrik kosmetik ilegal di Jakarta Barat. (Foto: Humas BPOM)

Liputan6.com, Jakarta Sebagai seorang mantan aktor, Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengatakan bahwa saat ini masih banyak artis melakukan endorse (mendukung dengan mengiklankan) produk obat dan kosmetik ilegal di media sosial.

Dalam Forum Merdeka Barat 9 yang diadakan di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Dede mengatakan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan hampir setengah dari endorsement di media sosial tersebut adalah produk ilegal atau berbahaya.

"Bayangkan pemutih yang tiba-tiba digosokkan langsung putih. Itu di mana mencarinya. Ini terjadi, lalu siapa yang mengawasi Kominfo kah? BPOM kah? BPOM tidak punya tenaga," kata Dede pada Senin lalu, ditulis Rabu (18/9/2019).

Karena itu, DPR mendorong BPOM untuk dapat melakukan pengawasan dan penindakan dengan lebih tegas, salah satunya terkait perdagangan produk obat dan makanan di internet. Salah satunya lewat Rancangan Undang-Undang Pengawasan Obat dan Makanan yang saat ini sedang dalam proses.

"Karena kalau tidak, ketika masyarakat terkena, terpapar, dan terjadi sesuatu yang berbahaya. Mau mengadu kepada siapa?" kata pria yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat itu.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Sarankan Gandeng Selebritis untuk Bikin Konten

Dede Yusuf Macan Effendi.
Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Dede Yusuf Macan Effendi. (Foto: Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Lebih lanjut, DPR juga meminta BPOM memperkuat sektor daring agar masyarakat bisa mendapatkan informasi benar dengan cepat. Hal ini juga salah satu cara untuk mengatasi hoaks seputar kesehatan yang banyak beredar lewat internet.

Jika diperlukan, Dede menyarakankan BPOM mengajak artis-artis dan influencer di media sosial untuk terlibat dalam kampanye BPOM.

"Jadi bikin konten, misalnya bahayanya kopi dengan menggunakan krimer terlalu banyak, harus ada itu. Jadi warganet langsung tahu," kata mantan pemeran serial Catatan si Boy di tahun 80-an itu.

"Kalau perlu gunakan selebritis atau Youtuber itu tadi. Daripada meng-endorse yang salah," Dede berujar.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan mereka saat ini sudah mulai mengisi konten media sosial seperti Instagran dengan berbagai penjelasan serta jawaban dari pertanyaan warganet seputar obat dan makanan.

"Jadi, edukasi pada masyarakat itu juga menjadi fungsi prioritas BPOM dan akan kita lakukan, tidak hanya bertatapan langsung tapi juga melalui media sosial dan segala macam teknologi yang baru ini," kata Penny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya