Cegah Stunting, Ini Jurus Atasi Anak Susah Makan

Orangtua wajib memberi perhatian khusus ketika anak susah makan demi mencegah dia terhindar dari stunting.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2019, 16:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Ketika anak susah makan, orangtua sebaiknya memberi perhatian khusus agar kebutuhan gizinya terpenuhi. Sehingga, anak pun bisa terhindar dari stunting.

"Anak susah makan itu harus diberikan perhatian penuh dengan beberapa pendekatan agar gizi yang dibutuhkan anak bisa terpenuhi," kata ahli gizi dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Rahmania seperti dilansir Antara, Selasa (5/11/2019).

Salah satu caranya dengan memberikan variasi makanan pada anak. Lalu, memberikan makanan pada anak beraneka warna. Faktor alat makan juga bisa memberi pengaruh agar anak lebih semangat makan.

Selain itu, Rahmania mengingatkan bahwa orangtua perlu memberi contoh pada anak. Salah satunya dengan makan bersama.

"Perlu diperhatikan juga dan selama ini kita tidak memperhatikan bahwa anak itu banyak meniru orang tua. Sehingga orang tua juga harus memberikan contoh yang baik. Buah hati akan ikut makan orang tua misalnya seperti waktu makan bersama," papar dia.

 

Fenomena Ibu yang Terlalu Percaya Info di Medsos

Ilustrasi Media Sosial
Ilustrasi Media Sosial (iStockphoto)

Secara umum Rahmania menilai pola makan yang sehat merupakan satu hal yang dapat mencegah kekerdilan pada anak.

"Untuk mencegah kekerdilan pola makan yang sehat satu di antara solusinya. Umumnya untuk masyarakat luas Indonesia punya pedoman yang namanya piring makanku dan tumpeng gizi. Di situ diberikan contoh secara visual, dalam sehari seberapa banyak yang harus dikonsumsi, juga persentase satu zat gizi terhadap yang lain," jelas dia.

Fenomena di lapangan jelas dia, banyak ibu muda yang percaya ilmu atau informasi yang dibagikan di media sosial. Kadang informasi tersebut tidak disertai penelitian.

"Akan tetapi karena dibagikan oleh akun yang terkenal banyak percaya. Jadi pola yang diterapkan juga memang kurang tepat," kata Rachmania.

Dia menambahkan kasus kekerdilan tidak semestinya soal mapan atau tidaknya orang tua si anak. Kadang juga kepada persoalan pola asuh. Jika orang tua yang mapan sibuk dengan pekerjaannya dan si anak dijaga nenek atau menggunakan jasa asisten rumah tangga atau lainnya.

"Belum lagi ada anak suka ngemil dan karena ngemil ia kenyang. Ia ngemil tadi dari sisi kebutuhan gizi tidak mencukupi. Orang tua menyuruh makan yang sehat ia sudah kenyang. Nah, itu yang perlu juga diperhatikan," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya