Kebanyakan Olahraga pun Tak Bagus, Jangan Lupa Istirahat

Melakukan olahraga yang cukup dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental seseorang.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2020, 11:00 WIB
Ilustrasi Olahraga dan Angkat Beban (iStockphoto)
Olahraga Beban dan Kardio (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Melakukan olahraga yang cukup dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental seseorang. Penelitian menunjukkan istirahat dari latihan rutin dapat memaksimalkan manfaat aktivitas fisik dan meminimalkan risiko.

"Istirahat dan pemulihan mutlak diperlukan," kata Hunter Paris, profesor kedokteran olahraga Pepperdine University di California.

“Kelelahan, sampai taraf tertentu, bermanfaat karena menandakan kemajuan. Namun, ada titik di mana kelelahan bisa menumpuk dan sedikit berlebihan," tambahnya.

Mempelajari hal itu, salah satu penelitian yang diterbitkan pada 2018 berpendapat bahwa ada "Zona Goldilocks" untuk berolahraga — yaitu, titik antara terlalu sedikit aktivitas fisik, yang terkait dengan risiko penyakit jantung dan kanker yang lebih tinggi, dan aktivitas yang terlalu banyak, terutama untuk orang dewasa paruh baya dan lebih tua, dapat meningkatkan risiko masalah jantung dan kematian dini dengan menempatkan terlalu banyak ketegangan pada tubuh.

Dalam makalah ini, disarankan untuk tidak melakukan lebih dari empat atau lima jam olahraga yang kuat per minggu, dan merekomendasikan setidaknya satu hari istirahat.

Penelitian lain pada 2017 juga menunjukkan bahwa mengambil istirahat dapat melindungi diri dari osteoporosis — yang menjadi perhatian khusus bagi wanita, peradangan berlebih, serta faktor risiko bagi banyak penyakit kronis.

 

 

Simak Video Menarik Berikut:


Kebutuhan Olahraga

Ilustrasi olahraga (iStock)
Ilustrasi olahraga (iStock)

Dalam sebuah studi pada 2016, yang dilansir pada laman Time, Berolahraga terlalu banyak dapat bisa membuat seseorang menjadi sakit. Dalam studi tersebut, atlet yang melakukan latihan intensif pada hari-hari back-to-back melihat penurunan protein yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan penyakit, karena latihan berlebihan merampas otot-otot saat mereka perlu untuk pulih.

Menurut Paris, seorang atlet tingkat Olimpiade akan memiliki kebutuhan pemulihan yang berbeda dari seseorang yang berjalan untuk berolahraga. Demikian pula, beberapa orang mungkin merasa paling baik ketika mereka mengambil istirahat sehari penuh, sementara yang lain mungkin lebih suka pemulihan aktif, seperti peregangan atau latihan intensitas rendah untuk menjaga momentum.

Dia juga menyarankan untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka secara fisik. Hal-hal seperti kelelahan, sakit dan turun dalam kinerja — dan secara mental, dapat menjadi keputusan apakah olahraga yang dijalaninya membantu atau justru melukai.

"Adalah mungkin bagi seseorang untuk beristirahat dan memulihkan diri saat berolahraga," pungkasnya.

 

Penulis: Lorenza Ferary

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya