Kemenkes: 59 dari 62 Spesimen Orang yang Diduga Terinfeksi Novel Coronavirus Dinyatakan Negatif

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima hasil laporan sampai dengan pukul 5 sore bahwa 59 dari 62 spesimen orang yang diduga terinfeksi novel virus corona ditanyakan negatif, dengan tiga orang lainnya yang masih dalam proses.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2020, 11:00 WIB
Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto
Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima hasil laporan sampai dengan pukul 5 sore bahwa 59 dari 62 spesimen orang yang diduga terinfeksi novel coronavirus dinyatakan negatif, dengan tiga orang lainnya yang masih dalam proses.

“Kami sudah berkoordinasi panjang dengan tiga institusi yang memiliki kapasitas untuk memeriksa novel coronavirus. Perlu dipahami memeriksa virus tidak sama dengan memeriksa golongan darah karena spesimen yang akan kita periksa adalah mukosa atau lendir saluran napas, bukan darah dan bukan urine,” kata Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto, yang ditemui di Gedung Kemenkes RI Jakarta, pada Senin (10/02/2020).

Dokter Achmad Yurianto menjelaskan pemeriksaan yang sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memerlukan fasilitas laboratorium dengan sertifikasi biosafety (BSL) level 2 dan 3.

Di Indonesia sendiri, terdapat 3 tempat laboratorium BSL di Pusat Penyakit Tropis Universitas Airlangga di Surabaya, Balitbangkes, serta Lembaga Eijkman di Jakarta. "Hanya di tempat ini lah pemeriksaaan dapat dilakukan," jelas Yurianto.

 

 

 

Simak Video Menarik Berikut:

Dua Metode

[Fimela] Virus Corona
Ilustrasi mengenakan masker untuk mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh | unsplash.com/@anikolleshi

Terdapat dua metode yang Kemenkes sampaikan dalam prosedur pemeriksaan. Dokter Achmad Yurianto mengatakan cara pertama adalah dengan sequencing, dan pan corona.

"Pemeriksaan terhadap spesimen ini dilakukan dengan dua metode cara. Yang pertama, dengan sequencing, kita ambil (sampel) kemudian kita periksa virus, dan kita periksa dengan pan-corona. Pan-corona itu reagen untuk memeriksa apakah ini corona atau bukan, corona jenis apapun," jelasnya.

Diketahui, corona memiliki beberapa jenis. Untuk itu diperlukan pemeriksaan sequencing dengan pan-corona sebagai "saringan besar" untuk memastikan pasien positif terinfeksi corona atau tidak. Selanjutnya, dilakukan sequencing kembali dengan spesimen yang sudah didapat, apakah hasilnya positif atau negatif novel virus corona.

Pemeriksaan corona yang kedua adalah VCR. Yurianto menjelaskan, "VCR yang baru digunakan oleh Singapura dan juga Australia dimana dalam sistem ini kita hanya dihadapkan dalam pilihan yang novel corona atau bukan.".

Dia menuturkan, jika tidak terinfeksi novel virus corona, maka hasilnya akan negatif, sekalipun dia terdiagnosis jenis corona lain. Semua hasil pemeriksaan yang dilakukan segera Kemenkes sampaikan kepada rumah sakit, dalam rangka follow up layanan pasien.

"Spesimen yang kita periksa akan dilakukan verifikasi oleh WHO, tidak dalam konteks untuk treatment kepada pasien, tetapi dalam konteks untuk melihat akreditasi pemeriksaan," ujar Yurianto.

Dia melanjutkan, "Semua pemeriksaan dari yang pertama sampai yang terakhir kita semua laporkan ke WHO, karena ini menentukan konteks akreditasi kualitas layanan laboratorium.".

 

Penulis: Lorenza Ferary

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya