Liputan6.com, Kabupaten Sanggau - Di hadapan puluhan anggota Komunitas Motor Peduli Kespro dan pelajar di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menekankan bahayanya perkawinan di usia muda atau menikah dini.
Tidak hanya soal ekonomi yang dirasa belum mempuni, menikah di usia yang belum cukup punya dampak bagi kesehatan, terutama untuk anak perempuan.
Baca Juga
Hasto yang juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan, mengatakan, semestinya pernikahan dilakukan saat seorang anak perempuan sudah berumur 21 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 25. Kurang dari 21 tahun, tidak sehat.
Advertisement
"Karena alat reproduksinya belum siap. Laki-laki di bawah usia 25, fisik, mental, serta ekonomi juga belum siap," kata seorang murid laki-laki menjawab pertanyaan dari Hasto Wardoyo.
Â
Jangan Menikah Dini
Hasto membenarkan jawaban tersebut. Menurutnya, selain alat reproduksi yang memang belum siap, panggul seorang anak perempuan yang belum mencapai umur 20 tahun ke atas masih sangat kecil.
"Usia belum 21, ukuran panggulnya belum pas," katanya.
"Saat berumur di atas 20 tahun, diameter panggulnya adalah 10 sentimeter (cm). Itu baru pas untuk mengeluarkan bayi yang diameter kepalanya 9,9. Itu bukan lagi ilmu dokter, tapi ilmu Tuhan," Hasto menekankan.
Kunjungan mantan orang nomor satu di Kulon Progo, DI Yogyakarta, itu guna melakukan peninjauan pelayanan KBMKJP di Puskesmas Balai Karangan, Kabupaten Sanggau yang berada di kawasan perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia pada Sabtu, 15 Februari 2020.
Â
Advertisement
Berisiko Kena Kanker Mulut Rahim
Selain itu, anak perempuan yang menikah dini berisiko juga mengalami kanker mulut rahim.
"Mulut rahim ketika kamu berusia 16 masih menghadap luar. Begitu usia sudah 20 ke atas, dia akan menghadap ke dalam. Ketika kamu berhubungan seks di umur yang belum 20 tahun, dan terjadi gesekan yang mengenai daerah tersebut, bisa kena kanker," kata Hasto.
Oleh sebab itu, Hasto berharap anak-anak muda yang ada di hadapannya tidak melaksanakan dini dini. "Saya harap anak-anak GenRe (Generasi Berencana) dan masyarakat Sanggau tidak melaksanakan dini dini," katanya.
Tak hanya itu, ketika seorang wanita hamil, tulang yang dia punya akan diambil oleh bayi yang berada di janin. Sementara ketika usia belum 20 dan sudah hamil, tulangnya belum siap untuk diberikan ke bayinya.Â
"Itu yang membuat anaknya nanti tidak tambah tinggi badannya," ujarnya.
Â
Vasektomi
Sebelum mengakhiri perjumpaan tersebut, Hasto Wardoyo kembali mengetes pengetahuan anak-anak tersebut soal alat kontrasepsi.Â
"Ada yang tahu apa itu vasektomi?," tanya Hasto.Â
Tak lama, seorang pemuda berambut gondrong dari komunitas motor tersebut mengangkat tangan.Â
"Salurannya diputus," jawabnya.Â
"Benar. Tapi, bukan diputus lho ya, hanya diikat saja. Kamu mau tidak vasektomi?," tanya lagi.Â
"Tidak mau," jawaban itu keluar dari semua anggota komunitas motor.
Advertisement