Studi di Tiongkok Sebut Anak juga Bisa Terkena Masalah Serius akibat COVID-19

Peneliti sempat mengatakan bahwa gejala COVID-19 pada anak lebih ringan ketimbang orang dewasa, namun mereka juga bisa meninggal dunia atau mengalami kondisi kritis karena infeksi virus corona

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Mar 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 18:00 WIB
Batuk Anak
Ilustrasi Batuk Anak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Meski para ilmuwan mengatakan bahwa anak-anak kemungkinan besar hanya mengalami gejala ringan akibat COVID-19, sebuah studi terbaru menemukan bahwa mereka juga tetap bisa mengalami masalah kesehatan serius.

Dalam sebuah studi yang dimuat di jurnal Pediatrics, para penulis penelitian mengungkapkan angka kejadian serius pada anak terkait COVID-19 memang terbilang kecil yaitu 6 persen.

Angka tersebut berdasarkan hasil studi pada lebih dari dua ribu pasien anak di tujuh provinsi Tiongkok, yang didiagnosis COVID-19 antara 16 Januari hingga 8 Februari. Usia rata-rata adalah tujuh tahun.

Dikutip dari Business Insider pada Kamis (19/3/2020), para peneliti menyatakan bahwa 90 persen anak-anak tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan hingga sedang. Sementara 39 persen mengembangkan pneumonia tanpa menunjukkan gejala yang jelas.

Sekitar 50 persen dari mereka mengalami demam, kelelahan, sakit tenggorokan, batuk, atau sesak napas, dan 4 persen sama sekali tidak bergejala.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

6 Persen dalam Kondisi Kritis

Bayi Meninggal
Ilustrasi Foto Kematian Bayi (iStockphoto)

Walau begitu, dikutip dari Fox News, Shilu Tong, penulis studi yang juga kepala Department of Clinical Epidemiology and Biostatistics di Shanghai Children’s Medical Center mengungkapkan, seorang anak laki-laki 14 tahun di Hubei meninggal akibat COVID-19.

Tong mengatakan bahwa pasien 14 tahun tersebut termasuk dalam 6 persen yang mengalami kondisi kritis atau parah.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tiongkok mengungkapkan bahwa infeksi paling parah terjadi pada anak-anak di usia dini. 10 persen terjadi pada bayi, 7 persen pada anak berusia satu hingga lima tahun, 4 persen pada anak berusia enam hingga 10 tahun, 4 persen usia 11 hingga 15 tahun, dan 3 persen di usia remaja.

Gejala yang paling parah terdapat pada 125 anak. Tiga belas dari mereka tercatat berada dalam kondisi kritis dan mendekati kegagalan pernapasan atau organ. Sementara beberapa yang lain, tergolong parah karena memiliki masalah pernapasan yang buruk.

"Meskipun manifestasi klinis kasus COVID-19 pada anak-anak umumnya kurang parah daripada pasien dewasa, anak-anak kecil terutama bayi, rentah terhadap infeksi," tulis para peneliti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya