Antisipasi Kekurangan Pangan Saat PSBB Jakarta

Upaya mengantisipasi kekurangan pangan saat PSBB Jakarta.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Apr 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 17:00 WIB
Suasana Malam di Jakarta Jelang Pelaksanaan PSBB
Kendaraan melintas di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemprov DKI Jakarta bakal menetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) per Jumat, 10 April 2020 mendatang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ada kekhawatiran kekurangan pasokan pangansaat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta, yang mulai diterapkan pada 10 April 2020. Masyarakat juga lembaga/institusi dapat berupaya membantu mengantisipasi kekurangan pangan dalam kondisi tersebut.

Charles Ham dari Global Disaster Advisor, Hope Worldwide menerangkan, pemberian sembako bisa menjadi solusi selama PSBB Jakarta.

"Untuk mendapatkan ketahanan pangan, saat ini kami sedang menggerakkan 3.000 paket sembako. Kita bisa lihat juga masyarakat lain mulai bergerak memberikan sembako. Saya melihat ada beberapa mobil berhenti di pinggir jalan, lalu membagikan sembako," ujar Charles dalam sesi diskusi daring, Kamis (9/4/2020).

"Tapi memang kalau mau membagikan sembako saat PSBB Jakarta harus dipikirkan, karena bisa saja menimbulkan kerumunan."

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kemudahan Peroleh Obat-obatan

Suasana Malam di Jakarta Jelang Pelaksanaan PSBB
Pesepeda turun dari Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemerintah telah resmi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bukan hanya soal pangan, menurut Charles, Kementerian Kesehatan juga mengumpulkan asosiasi peritel untuk memastikan ketersediaan obat. Para pritel diharapkan menjual obat-obat sebagaimana cabang dari apotek.

"Sehingga orang lanjut usia (lansia) dan orang yang sakit tidak perlu ke rumah sakit. Mereka juga bisa berobat sakit ringan dengan teknologi (telemedicine) yang ada," ujarnya.

Untuk mendukung daya beli kebutuhan sehari-hari, para pemilik usaha dapat membuka lahan kerja. Kini, banyak orang kehilangan pekerjaan di tengah wabah COVID-19. 

"Bagaimana kalau para pengusaha dan pihak lain membuka lapangan kerja. Misalnya, membantu sektor kesehatan, seperti membuat masker kain. itu tidak membutuhkan teknologi tinggi, tetapi dipastikan kebersihannya," lanjut Charles.


Simak Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya