Peneliti Sebut Virus Corona dapat Bermutasi Menjadi 30 Variasi Genetik

Sebuah studi di Cina menunjukkan bahwa Virus Corona telah bermutasi menjadi setidaknya 30 variasi genetik yang berbeda.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Apr 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi di Cina menunjukkan bahwa Virus Corona telah bermutasi menjadi setidaknya 30 variasi genetik yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan, para pejabat medis telah sangat meremehkan kemampuan virus untuk bermutasi secara keseluruhan. Mutasi virus dapat memengaruhi berbagai bagian dunia, yang mengarah pada kesulitan potensial dalam menemukan penyembuhan secara keseluruhan.

Penelitian yang dilakukan oleh profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya dari Universitas Zhejiang di Hangzhou, Cina, diterbitkan dalam makalah non-peer-review yang dirilis pada Minggu (19/4/2020).

Para peneliti menganalisis 11 strain virus pasien COVID-19 yang dipilih secara acak dari Hangzhou, di mana ada 1.264 kasus yang dilaporkan. Kemudian dilakukan pengujian seberapa efisien mereka dapat menginfeksi dan membunuh sel.

Lebih dari 30 mutasi virus yang berbeda terdeteksi, di mana 19 di antaranya sebelumnya tidak ditemukan.

"Sars-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," tulis Li seperti dikutip New York Post.

Simak Video Berikut Ini:

Pengembangan Vaksin

Tim Li menemukan bahwa beberapa jenis virus yang paling agresif mampu menghasilkan 270 kali viral load atau jumlah virus dalam sel darah.

Menurut temuan mereka, keragaman sejati dari strain virus kurang diperhatikan dan harus dipahami untuk menemukan pengobatan atau vaksin.

“Pengembangan obat dan vaksin, walaupun mendesak, perlu mempertimbangkan dampak akumulasi mutasi ini, terutama mutasi pendiri, untuk menghindari kemungkinan jebakan,” tulis para penulis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya