Diminta Tingkatkan Uji Spesimen 20 Ribu per Hari, Gugus Tugas COVID-19 Upayakan Sampai 30 Ribu

Kepala Gugus Tugas COVID-19 mengatakan akan meningkatkan pemeriksaan spesimen ke 20 ribu dalam sehari

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Jun 2020, 15:10 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2020, 14:00 WIB
BNPB
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan arahan penanganan virus Corona (COVID-19) untuk pemerintah daerah di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (16/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyatakan bahwa mereka telah menerima arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan pemeriksaan spesimen hingga 20 ribu dalam sehari.

"Sekarang ini sudah rata-rata di atas 10 ribu. Ke depan akan meningkatkan kemampuan menuju ke 20 ribu dan pada akhirnya kita upayakan bisa mencapai 30 ribu," kata Doni

Dalam telekonferensinya hari Kamis kemarin, dikutip Jumat (5/6/2020), Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut, mengatakan sudah terdapat 148 laboratorium untuk pemeriksaan spesimen COVID-19 di seluruh Indonesia.

Doni mengatakan bahwa untuk mengatasi keterbatasan tenaga laboratorium, mereka akan mencari solusinya termasuk memberikan pelatihan bagi kelompok masyarakat, relawan, dan mahasiswa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


Pemantauan di Provinsi dan Peremajaan Alat PCR

Doni Monardo
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan strategi baru menanganani masalah COVID-19 dalam rapat tertutup Komisi VI DPR di Graha BNPB, Jakarta. Sabtu (2/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Doni mengatakan penting untuk melakukan kerja sama berbagai pihak di tingkat provinsi untuk melaksanakan pelacakan masyarakat yang diduga Orang Dalam Pemantauan.

"Program ini akan menjadi prioritas kami ke depan dan ujung tombaknya adalah kepala dinas kesehatan tingkat provinsi," ujarnya.

Kita harapkan lewat manajemen yang terintegrasi, kepala dinas kesehatan bisa lebih banyak mengetahui warga yang terdampak kemudian di mana lokasi mereka berada, kemudian apa langkah-langkah melakukan isolasi, terutama isolasi mandiri," Doni menambahkan.

Selain itu, Doni mengatakan akan mereka melakukan peremajaan mesin RT-PCR secara bertahap.

"Diharapkan mesin-mesin yang akan kita siapkan ini memiliki kualitas yang lebih baik, bisa lebih cepat, dan lebih banyak melakukan pemeriksaan. Karena beberapa di antara mesin ini memiliki waktu yang cukup lama. Bahkan beberapa daerah harus menunggu dan mengantri lebih dari 2-3 hari," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya