Anak Kena COVID-19 Bisa Tanpa Gejala hingga Sakit Berat

Sekitar 15 persen anak yang terinfeksi COVID-19 tidak memperlihatan gejala.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jun 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Pulungan mengatakan anak-anak juga rentan terinfeksi COVID-19. Anak yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 bisa tak bergejala tapi bisa juga berat bahkan menyebabkan kematian.

Aman mengatakan bahwa sekitar 15 persen anak yang terinfeksi COVID-19 tidak memperlihatan gejala. Namun, ada juga yang memperlihatkan gejala yang bervariasi.

"Gejala (COVID-19) pada anak itu bisa dari yang ringan sampai berat. Yang berat itu sampai seperti Kawasaki Syndrome bahkan sampai berat sekali," kata Aman dalam perbincangan bersama AA Gym di saluran YouTube Aagymofficial.

Data penelitian di sebuah rumah sakit di Tiongkok menyebutkan 4 dari 5 anak yang terinfeksi virus Corona mengalami masalah saluran cerna. Seperti mual, muntah dan diare. Selain itu, ada juga yang menunjukkan permasalahan di paru.

 


Pertumbuhan dan Perkembangan Bisa Terganggu

Jika anak yang terinfeksi COVID-19 tersebut sampai menimbulkan komplikasi tentu bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini bisa memengaruhi masa depannya.

"Anak itu bukan miniatur dewasa, mereka harus tumbuh dan berkembang, baik badan dan otaknya," kata Aman.

Sehingga, butuh kerja sama banyak pihak untuk menjaga agar anak Indonesia tidak terinfeksi COVID-19. Tak hanya pemerintah, sekolah, dokter tapi semua pihak.

"Kita semuanya harus melindungi anak Indonesia. Tidak mungkin cuma kami dokter anak yang cuma berapa ribu orang ini," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya