Kementan Sebut Kalung Eucalyptus Bukan Jimat Antivirus

Kementerian Pertanian (Kementan) angkat bicara mengenai kalung eucalyptus. Mereka menyebut ini bukan jimat untuk tangkal antivirus.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 07 Jul 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 09:00 WIB
Kalung dari tanaman eucalyptus sebagai produk kesehatan. Kalung ini dipercaya bisa menjadi antivirus Corona. (Dok Kementan)
Kalung dari tanaman eucalyptus sebagai produk kesehatan. Kalung ini dipercaya bisa menjadi antivirus Corona. (Dok Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kalung eucalyptus bukan jimat antivirus Corona. Dalam pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk eucalyptus pun tidak diklaim sebagai antivirus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Ini bukan jimat. Jadi, saya harus sampaikan ini scientific based research. Ada riset, dasar ilmiahnya," tegas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Fadjry Djufry dalam konferensi pers virtual, Senin (6/7/2020).

"Isi kalung eucalyptus ini sama dengan di roll on, sama dengan inhaler. Karena ini (kalung) kan aksesoris kesehatan."

Walaupun tidak diklaim sebagai antivirus, eucalyptus disebut berpotensi membunuh virus. Potensi tersebut dibuktikan lewat uji in vitro di laboratorium pada model sejenis virus Corona lain, yakni alpha corona, betacorona, dan gamma corona.

"Penelitian terkait dengan ini eucalyptus memang sudah cukup lama," lanjut Djufry.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Aromaterapi Eucalyptus

Produk tanaman eucalyptus yang merupakan produk kesehatan. Produk ini dipercaya bisa menjadi antivirus Corona. (Dok Kementan)
Produk tanaman eucalyptus yang merupakan produk kesehatan. Produk ini dipercaya bisa menjadi antivirus Corona. (Dok Kementan)

Kalau kita lihat kalung eucalyptus terdapat tulisan 'antivirus corona.' Djufry menjelaskan, tulisan tersebut hanya tertera pada prototipe kalung aromaterapi yang digunakan di kalangan pegawai Kementan.

“Ini hanya prototipe ya. Produksi massal nanti ini (tulisannya) akan menjadi ‘aromaterapi eucalyptus’, jelasnya.

Bentuknya yang mirip nametag di kalungkan agar tidak mudah terselip dan mudah dibawa ke mana-mana.

"Kalau inhaler ukurannya kecil, kadang kita lupa menyimpan atau terselip di mana saat kita akan menggunakannya," ujar Djufry.

"Jadi, dibentuklah kalung layaknya nametag, sehingga mudah dihirup juga setiap 2-3 jam sekali antara 5-15 menit. Didekatkan ke hidung agar mampu menginaktivasi virus yang berada di rongga hidung."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya