Kenali Faktor Penyebab Perselingkuhan Berdasarkan Kondisi Keluarga

Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Jovita Maria Ferliana, M.Psi menjelaskan bahwa perselingkuhan dapat terjadi karena beberapa faktor.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Des 2020, 20:13 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 19:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Fenomena perselingkuhan kini sedang hangat diperbincangkan. Dibuka kembali dengan sebuah serial drama asal negeri gingseng The World of The Married yang berhasil menarik perhatian penonton Tanah Air dan diikuti kasus lain di dunia nyata yang sempat menjadi perbincangan.

Menanggapi fenomena ini, Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Jovita Maria Ferliana, M.Psi menjelaskan bahwa perselingkuhan dapat terjadi karena beberapa faktor.

Menurutnya, perselingkuhan sendiri dibagi dalam dua jenis kondisi keluarga. Pertama, dalam keluarga yang bermasalah, dan kedua dalam keluarga yang sebenarnya tidak ada masalah apapun bahkan bisa disebut keluarga bahagia. Pelaku perselingkuhan pun bisa dari pihak suami maupun istri.

Dalam kasus keluarga bermasalah, ada beberapa faktor yang menyebabkan salah satu dari pasangan melakukan perselingkuhan. Faktor-faktor tersebut antara lain menghindari konflik, komitmen lemah, gangguan kepribadian, pengalaman di masa lalu.

 

Simak Video Berikut Ini:

Perselingkuhan di Keluarga Bermasalah

Berikut penjelasan mengenai faktor pemicu perselingkuhan di kelluarga bermasalah. 

Menghindari Konflik

“Jadi dalam rumah tangga ada yang membuat salah satu pasangan kurang puas tapi dia tidak mau berkonflik dengan pasangannya. Di sisi lain dia memendam ketidaksukaannya terhadap hal-hal yang terjadi dalam rumah tangganya,” ujar Jovita kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Rabu (15/7/2020).

Ketidaksukaan ini bisa datang dari berbagai hal seperti harga dirinya direndahkan, kepercayaan diri berkurang karena pasangan yang penghasilannya lebih besar, pasangan yang selalu menuntut banyak, dan hal lainnya.

“Intinya ada sesuatu yang tidak disukai kemudian dipendam karena tidak mau berkonflik. Akhirnya memutuskan untuk selingkuh dengan alasan mencari pelampiasannya di luar.”

Komitmen Lemah

Selain menghindari konflik, faktor lainnya adalah komitmen yang lemah. Orang dengan komitmen lemah dapat ditandai dengan berbagai hal yang pernah dilalui.

“Jadi memang ada orang-orang tertentu yang lemah di komitmen. Contohnya kalau kerja cuma sebentar, atau kalau pacaran juga sebentar, atau juga dalam pertemanan hanya sebentar-sebentar kemudian mencari teman baru. Sehingga dalam rumah tangga pun dia tidak kuat di komitmen,” tutur Jovita.

Orang seperti ini, tambahnya, jika mendapat godaan di lingkungannya maka akan sangat mudah berselingkuh.

Gangguan Kepribadian  

Gangguan kepribadian berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian seseorang yang menunjang terjadinya perselingkuhan.

“Contohnya kepribadian narsisistik, kepribadian yang merasa dirinya ingin terlihat, ingin tampil, ingin selalu dipuji. Begitu keinginan ini tidak terpenuhi di pasangan akhirnya dia mencari ini dari orang lain.”

Akhirnya, dengan dia berselingkuh maka ia menganggap hal itu adalah suatu pencapaian atau keberhasilan karena bisa menaklukkan orang lain yang sudah berkeluarga. Orang dengan kepribadian ini cenderung senang dengan sensasi-sensasi tersebut dan merasa memiliki kemampuan lebih.

Pengalaman di Masa Lalu  

Perselingkuhan juga dapat dilakukan oleh orang yang memiliki pengalaman buruk terkait kasus yang sama.

“Contohnya orang yang broken home, ayahnya atau ibunya sempat berselingkuh jadi dia melihat jika ada konflik rumah tangga maka selingkuh bisa jadi pilihan. Itu yang dipelajari dari masa kecilnya.”

Perselingkuhan di Keluarga Bahagia

Dalam kasus perselingkuhan di keluarga bahagia ada faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya hal itu. Mulai dari cinta lokasi, kepribadian orang yang memang suka tantangan, dan dapat dipicu juga karena sosial media tertentu.

Cinta Lokasi

Perselingkuhan akibat cinta lokasi terjadi karena seringnya terjadi pertemuan dengan orang lain di luar pasangan. Awalnya tidak ada niat berselingkuh, namun interaksi yang intens atau bahkan menjadi teman curhat bisa menggiring seseorang ke arah yang lebih jauh.

“Perselingkuhan ini terjadi akibat cinta yang tubuh akibat sering bertemu.”

Suka Tantangan

Faktor lainnya adalah kepribadian seseorang yang kadar adrenalinnya tinggi. Orang seperti ini cenderung mencari tantangan dengan berselingkuh hanya untuk kepuasan diri. Di sisi lain, ia merasa bahwa rumah tangganya monoton, kata Jovita.

“Sebenarnya pernikahannya baik-baik saja, tidak pernah konflik tapi orang ini punya jiwa ‘petualang’ yang tinggi sehingga dalam dirinya selalu ada kepuasan jika ia berhasil melakukan kegiatan yang menantang. Sehingga ketika kehidupan rumah tangganya adem ayem, ia merasa ada kejenuhan sehingga dia ‘berpetualangnya’ dengan cara berselingkuh.’

Sosial Media Tertentu

Terkait sosial media, ada beberapa aplikasi tertentu yang memang bertujuan untuk mencari teman kencan. Orang yang berselingkuh bisa jadi pada awalnya tidak berniat, namun berawal dari main-main di media sosial, menemukan orang lain yang menarik, saling berbalas pesan dan akhirnya terjerumus dalam perselingkuhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya