Liputan6.com, Jakarta Berbagai tempat usaha terpaksa ditutup sementara demi menekan penyebaran COVID-19. Penutupan ini dapat meningkatkan risiko berkembangbiaknya nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) karena dibiarkan kosong dalam waktu lama.
“Selama masa PSBB diberlakukan, banyak gedung-gedung perkantoran dan tempat usaha terpaksa dikosongkan karena tidak beroperasi dan hal tersebut tentunya meningkatkan potensi perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypti,” ujar Donni Gandamana direktur perusahaan asuransi jiwa Adira Dinamika dalam rilis.
Baca Juga
Selain itu, selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), program Juru Pemantik Jentik (Jumantik) yang ditujukan untuk membasmi jentik nyamuk di kawasan perumahan warga berjalan kurang optimal. Sehingga potensi perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypti juga meningkat di kawasan perumahan warga.
Advertisement
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menghimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit tersebut. Pasalnya, hingga 7 Juli, tercatat kasus DBD di Indonesia mencapai 71.663.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat bahwa Indonesia adalah negara ke-2 dengan kasus DBD tertinggi di antara 30 negara wilayah endemis.
Simak Video Berikut Ini:
Mengenal Gejala DBD
Melihat tingginya angka kasus demam berdarah dan potensi perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypti, masyarakat diimbau untuk mengetahui gejala serta cara pencegahannya.
Gejala pada penyakit DBD ini biasanya mulai bisa terlihat dalam waktu 4-6 hari setelah penularan terjadi. Gejala yang muncul yakni:
Demam tinggi secara mendadak.
- Muntah-muntah/mual.
- Sakit kepala.
- Mudah Lelah.
- Rasa sakit yang muncul di belakang mata.
- Nyeri pada otot dan persendian tulang.
- Muncul ruam pada kulit, yang akan muncul 2-5 hari setelah demam.
- Terjadi perdarahan ringan (seperti hidung berdarah, mudah memar, dan gusi berdarah).
Dalam beberapa kasus, demam berdarah juga kerap tidak menunjukkan gejala yang signifikan dan berpotensi menyebabkan kematian dalam beberapa kasus infeksi parah.
Advertisement
Upaya PSN 3MPlus
Dalam rangka waspada demam berdarah, pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk melakukan serangkaian upaya PSN 3MPlus. Ini merupakan serangkaian upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup dan mengubur.
a. Menguras merupakan kegiatan membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.
b. Menutup merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
c. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), masyarakat juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan upaya Plus merupakan bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
- Menggunakan obat anti nyamuk.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
- Gotong Royong membersihkan lingkungan.
- Periksa tempat-tempat penampungan air.
- Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
- Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.
- Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk.