Perokok Berisiko 5 Kali Lebih Tinggi Terinfeksi COVID-19

Ingat, ada beberapa fakor yang membuat perokok lebih rentan terinfeksi COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Agu 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 20:00 WIB
rokok
bahaya asap rokok/copyrigt: unsplash/phillipe goulet

Liputan6.com, Jakarta Sudah ada beberapa bukti yang menunjukkan perokok memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena COVID-19.

"Dalam studi-studi yang ada, terlihat seorang perokok terjadi infeksi COVID-19 dua sampai lima kali lebih tinggi," kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto.

Paling tidak ada empat faktor yang membuat perokok lebih berisiko terinfeksi virs SARS-CoV-2 dibandingkan yang tidak merokok. Pertama, pada seorang perokok terdapat reseptor angiotensin-coverting-2 (ACE2).

"Reseptor ini tempat duduknya virus SARS-CoV-2 di saluran napas atau bagian tubuh lain yang terinfeksi COVID-19," kata Agus dalam diskusi dilihat dari laman BNPB Indonesia.

Lalu, alasan kedua adalah asap rokok menurunkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh terutama pada saluran napas.

"Padahal imunitas ini punya perang penting menghambat infeksi virus, bakteri," terang dokter spesialis paru konsultan yang berpraktik di RS Persahabatan Jakarta ini.

Agus menjelaskan bahwa di dalam asap rokok ada bahan-bahan yang mengganggu proses migrasi sel-sel tubuh yang melawan infeksi."Sel-sel tersebut juga fungsinya menurun. Akibatnya, ketika terjadi infeksi, terjadi lebih luas dan lebih berat, termasuk ada COVID-19."

 


Perokok dan Penyakit Komorbid seperti Jantung

[Fimela] rekaman detak jantung
rekaman detak jantung | pexels.com/@pixabay

Alasan ketiga, perokok cenderung memiliki penyakit komorbid. Penyakit seperti jantung, diabetes, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit komorbid yang banyak diderita perokok.

"Hampir penyakit komorbid itu ditemukan pada perokok," katanya.

Alasan yang keempat, perokok berulang kali mengisap batang rokok ke mulutunya, sehingga transmisi dari tangan yang belum tentu bersih besar sekali.

"Transmisi meningkat, terhirup lewat tangan (yang terinfeksi)," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya