Pakar Satgas: 54,47 Persen Kabupaten/Kota, Kasus Aktif COVID-19 di Bawah Rata-rata Dunia

Sebanyak 54,47 persen kabupaten/kota kasus aktif COVID-19 di bawah rata-rata dunia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Agu 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 10:00 WIB
Dewi Nur Aisyah
Tim Pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan lebih dari 50 persen Kabupaten/Kota di Indonesia berada di bawah rata-rata kasus aktif dan kematian tingkat dunia saat konferensi pers di Media Center Satgas Nasional, Jakarta, Rabu (12/8/2020). (Dok Tim Komunikasi Publik Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan 54,47 persen kabupaten/kota punya kasus COVID-19 di bawah rata-rata dunia. Data ini dihimpun Satuan Tugas Nasional per 9 Agustus 2020.

"Kita coba bandingkan kasus aktif Indonesia di level kabupaten/kota dalam persentase, lalu bandingkan dengan rata-rata di dunia. Ternyata 54,47 persen kabupaten/kota yang ada di Indonesia atau kurang lebih berjumlah 280 di bawah rata-rata kasus aktifnya dunia," ungkap Dewi saat dialog di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

"54,47 persen ini belum termasuk 6,81 persen kabupaten/kota, yang mana 35 kabupaten/kota masih tidak tercatat kasus COVID-19. Kemudian 38,72 persen kabupaten/kota ini jadi pekerjaan rumah kita bersama, bagaimana cara menurunkan kasus aktif."

Lebih lanjut, Dewi mengatakan, rata-rata dunia untuk kasus aktif COVID-19 saat ini adalah 31,5 persen. Dalam arti, ada 100 orang yang terinfeksi, kemudian yang masih aktif saat ini sedang sakit tinggal 31 orang.

"Tadi pekerjaan rumah kita kan yang 38,72 persen kasus aktif COVID-19. Dan itu dari 192 kabupaten/kota. Kita harus berupaya menurunkan angka tersebut," lanjutnya.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Jumlah Konfirmasi Vs Kasus Aktif

Swab Test  Pasar Karang Anyar
Petugas medis melakukan tes usap (swab test) ke pedagang Pasar Karang Anyar di Jakarta, Kamis (26/6/2020). Tes swab dengan metode PCR dilakukan secara masif setelah adanya pelonggaran PSBB, terutama di wilayah yang berpotensi tinggi menjadi tempat penularan Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Data Satgas COVID-19 per 12 Agustus 2020 mencatat akumulasi konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 130.718 orang. Dari angka tersebut, tidak mencerminkan jumlah pasien aktif yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit maupun menjalankan isolasi mandiri.

"Kita biasanya akan melihat jumlah kasus kumulatif lebih dari 100.000 kasus. Sebenarnya jumlah kasus kumulatif tidak mencerminkan jumlah pasien aktif yang sedang dirawat dan isolasi. Padahal, dari 100. 000 kasus itu sudah ada yang sembuh. Sudah ada juga beberapa yang meninggal," jelas Dewi.

Dewi juga memberikan ilustrasi sekaligus menjelaskan, angka kasus aktif dihitung berdasarkan angka kasus positif dikurangi dengan angka kesembuhan dan kematian.

"Kita bisa melihat bahwa di pekan pertama ada 10 kasus aktif. Artinya, ditemukan 10 kasus baru yang orang-orangnya memang belum ada status sembuh ataupun meninggal. Tapi di pekan ketiga, kita melihat sudah ada 5 orang yang sembuh, ada satu orang meninggal, dan masih ada 4 ternyata yang belum sembuh atau meninggal."

Dewi menekankan, yang disebut dengan kasus aktif COVID-19 yakni kondisi pasien ini masih terinfeksi COVID-19, sehingga dia bisa jadi sedang di rawat di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah jika memang gejalanya ringan.

Rincian Jumlah Kasus Aktif

Swab Test  Pasar Karang Anyar
Petugas medis melakukan tes usap (swab test) ke pedagang Pasar Karang Anyar di Jakarta, Kamis (26/6/2020). Tes swab dengan metode PCR dilakukan secara masif setelah adanya pelonggaran PSBB, terutama di wilayah yang berpotensi tinggi menjadi tempat penularan Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Dewi menambahkan, ada 11-50 (29,18 persen) kasus aktif COVID-19 di 150 kabupaten/kota. Kemudian ada 1-10 kasus aktif di 148 kabupaten/kota.

"Yang paling mendominasi itu 150 kabupaten kota di Indonesia dengan jumlah kasus aktifnya, 11-50 kasus. Lalu ternyata 28,79 persen (148 kabupaten/kota) di Indonesia kasus aktifnya adalah 1-10 kasus," tambahnya.

Selanjutnya, 6,81 persen atau 51-100 kasus aktif di 35 kabupaten/kota, 15,37 persen atau 79 kabupaten/kota tidak ada kasus, dan 6,81 persen atau 35 kabupaten/kota tidak terdampak.

Yang perlu menjadi perhatian adalah 1,75 persen atau 9 kabupaten/kota dengan jumlah kasus aktif COVID-19 lebih dari 1.000 orang.

"Ini harus kita berikan perhatian ekstra yang punya kasus aktif lebih dari 1.000 orang," lanjut Dewi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya