Objek Wisata di Brasil Ini Hanya Izinkan Turis Penyintas COVID-19 yang Masuk

Pemerintah di wilayah kepulauan di Brasil tersebut mengatakan, hanya penyintas COVID-19 yang boleh berwisata ke tempat itu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Sep 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2020, 08:00 WIB
Fernando de Noronha, pulau terpencil di Brasil yang terletak di perairan Samudra Atlantik.
Fernando de Noronha, pulau terpencil di Brasil yang terletak di perairan Samudra Atlantik (Wikipedia/Public Domain/NASA)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah wilayah kepulauan di Brasil mengeluarkan sebuah syarat untuk dapat berwisata ke daerah tersebut: Anda harus membuktikan telah terkena COVID-19.

Dalam sebuah unggahan di laman pemerintah negara bagian Pernambuco, Brasil, wilayah Fernando de Noronha merupakan kawasan taman nasional dan situs warisan dunia UNESCO.

Dikutip dari Insider pada Jumat (4/9/2020), pulau yang dibuka pada 1 September lalu ini hanya dibuka untuk "wisatawan yang telah didiagnosis dengan COVID-19 dan sudah sembuh."

Dalam laman resminya, pemerintah setempat menulis bahwa pengunjung harus bisa membuktikan bahwa mereka pernah mengidap COVID-19 dan mengirimkan salah satu dari dua tes yang diambil lebih dari 20 hari sebelum kedatangan mereka baik tes PCR positif atau tes serologi positif.

Administrator wilayah tersebut, Guilherme Rocha, mengatakan bahwa ini merupakan langkah pertama mereka dalam membuka kembali Fernando de Noronha.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Percaya Penyintas Sudah Kebal

Fernando de Noronha
Fernando de Noronha di negara bagian Pernambuco, Brasil (Dok.Unsplash/Redolfo Barreto)

"Pada tahap pertama pembukaan kembali ini, hanya wisatawan yang sudah terjangkit COVID dan sudah pulih serta kebal terhadap penyakit yang akan diizinkan, (karena) mereka tidak dapat lagi menularkan atau terinfeksi lagi," kata Rocha.

Mengutip The Guardian, Rocha juga mengatakan bahwa pembukaan kembali ini sudah berdasarkan pada kajian ilmiah. "Apa yang kami lihat bahwa kasus infeksi ulang ini sangat jarang dan sangat bisa diperdebatkan. Ada keraguan."

"Pemahaman saat ini adalah bahwa seseorang yang pernah menderita penyakit ini sudah kebal. Jadi inilah protokol yang kami ikuti," tambahnya.

Dilaporkan pada 21 Maret lalu, kepulauan yang berpenghuni sekitar 3.500 penduduk tetap itu ditutup bagi pendatang dari luar daerah.

Selain itu pada April lalu, penduduk setempat yang berada di luar kepulauan juga dilarang masuk. Mereka baru diizinkan kembali pada akhir Juni setelah penularan dalam komunitas diberantas.

"Sejauh ini kami tidak memiliki kematian, justru karena kontrol yang diperkenalkan oleh pemerintah," kata Rocha. Ia menambahkan, cara teraman untuk membuka kembali pariwisata di wilayah itu adalah dengan membukanya hanya untuk mereka yang pernah terkena COVID-19.

"Orang-orang jatuh cinta dengan Noronha karena keindahan alamnya yang tidak tertandingi, yang tidak dapat Anda temukan di tempat lain di Bumi," kata Rocha.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya