28 Dokter dan Perawat dari Arab Saudi Siap Bantu Kurangi Antrean Layanan Penyakit Jantung Bawaan di Indonesia

Setiap tahun, ribuan bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan, dan panjangnya waktu tunggu operasi serta biaya yang mahal menjadi kendala besar bagi keluarga pasien.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Jan 2025, 10:18 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 10:18 WIB
28 Dokter dan Perawat dari Arab Saudi Siap Bantu Kurangi Antrean Layanan Penyakit Jantung Bawaan di Indonesia
28 Dokter dan Perawat dari Arab Saudi Siap Bantu Kurangi Antrean Layanan Penyakit Jantung Bawaan di Indonesia, Jakarta (30/1/2025). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung bawaan adalah masalah kesehatan serius yang dihadapi anak-anak Indonesia.

Setiap tahun, ribuan bayi lahir dengan kondisi ini, dan panjangnya waktu tunggu operasi serta biaya yang mahal menjadi kendala besar bagi keluarga pasien.

Data Perkumpulan Kardiologi Anak Indonesia (PERKANI) di tahun 2023 menunjukkan, di Indonesia terdapat 5 juta bayi lahir setiap tahunnya. Dan 50 ribu bayi di antaranya terlahir dengan penyakit jantung bawaan.

Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 5000 bayi yang dapat ditolong melalui tindakan kateterisasi maupun bedah. Sementara masih sangat banyak lagi (45.000 bayi) yang belum tertangani setiap tahunnya.

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), yang merupakan pusat rujukan nasional, di tahun 2024 hanya mampu mengoperasi sekitar 1500 anak dengan kelainan jantung bawaan. Beberapa kendala yang dihadapi adalah fasilitas yang belum bertambah dan mahalnya biaya peralatan kesehatan dan obat-obatan untuk operasi yang terkadang sulit didapat.

Sementara jumlah kelainan jantung bawaan pada anak terus bertambah, mengakibatkan semakin lamanya waktu tunggu tindakan operasi kelainan jantung bawaan pada anak.

Data terakhir antreannya sudah mencapai 15 bulan. Hal ini tentu saja semakin meningkatkan risiko kematian anak dan semakin buruknya kualitas hidup anak dengan kelainan jantung bawaan.

Gandeng RS King Salman untuk Percepat Penanganan Pasien

Guna mempercepat penanganan pasien, RSJPDHK menggandeng King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSR) untuk melaksanakan misi kemanusiaan operasi bedah penyakit jantung bawaan pada anak.

Upaya ini bertujuan menyelamatkan nyawa dan memberikan harapan bagi puluhan anak melalui serangkaian operasi jantung yang sederhana maupun kompleks. Kolaborasi ini dimulai dengan dukungan Kementerian Kesehatan RI dan Kedutaan Besar Arab Saudi melalui visitasi tim KSR di RSJPDHK pada akhir tahun 2023. Dan akhirnya terwujud di awal tahun 2025 setelah sebelumnya misi kemanusiaan ini dilaksanakan di RS Adam Malik Medan tahun 2024.

Sebanyak 28 orang anggota tim KSR didatangkan dari Arab Saudi. Tim ini terdiri dari:

  • Dokter jantung
  • dokter bedah jantung anak;
  • dokter anestesi jantung;
  • dokter intensivis jantung;
  • perawat anestesi;
  • perawat bedah; dan
  • perawat intensivist.

Selama 10 hari, mulai tanggal 21-31 Januari 2025, mereka berkolaborasi dengan para ahli bedah jantung anak di RSJPDHK untuk melakukan 38 operasi penyakit jantung bawaan.

Atasi Kasus Sederhana hingga Kompleks

Operasi ini tidak hanya mencakup kasus-kasus sederhana, tetapi 75 persen di antaranya merupakan kasus yang kompleks yang membutuhkan penanganan khusus berbiaya tinggi.

Tidak hanya bantuan tenaga medis dan tindakan operasi, KSR juga membantu dalam penyediaan peralatan habis pakai dan obat obatan operasi bedah penyakit jantung bawaan.

Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Iwan Dakota, mengungkapkan rasa syukurnya atas kolaborasi ini.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre, Kedutaan Besar Saudi Arabia, serta dukungan dari Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Keuangan yang telah mendukung terlaksananya kegiatan misi kemanusiaan ini,” kata Iwan dalam temu media di RSJPDHK, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

“Bantuan ini yang bertujuan meningkatkan cakupan tindakan dan mempercepat antrean tindakan kasus penyakit jantung bawaan, tentunya akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi banyak anak-anak Indonesia yang membutuhkan operasi penyakit jantung bawaan, melainkan juga dapat meningkatkan kapasitas melalui transfer of skill dan transfer of knowledge dari tenaga medis kedua pihak," tambahnya.

Kurangi Antrean Layanan Penyakit Jantung Bawaan

Pria yang akrab disapa dokter Iwan menambahkan, untuk mengurangi antrean layanan penyakit jantung bawaan, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah turun tangan.

Budi telah merencanakan perluasan kemampuan pelayanan penyakit jantung bawaan di Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan RI dan RS milik pemerintah provinsi dengan strata paripuma melalui program pengampuan jejaring kardiovaskular nasional.

Ini adalah program yang dikoordinasi oleh RSJPD Harapan Kita sebagai pengampu nasional. Serta telah disiapkan program untuk deteksi dini atau skrining penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir melalui pemeriksaan saturasi oksigen dan pemeriksaan USG jantung yang dapat dilakukan oleh dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Jantung Anak. Dimana bila terdapat indikasi penyakit jantung bawaan, bayi akan dirujuk ke RS kabupaten/RS provinsi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.

Hal ini dimaksudkan agar pasien dengan penyakit jantung bawaan dapat segera ditemukan dan ditangani.

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya