Liputan6.com, Jakarta Dua penelitian yang diterbitkan baru-baru ini menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah terkena COVID-19 dibanding golongan darah lain.
Selain itu, orang dengan golongan darah O memiliki kemungkinan mengalami gejala ringan atau tidak terlalu parah jika terinfeksi COVID-19.
Baca Juga
Apakah Jalan Kaki Bisa Menghilangkan Lemak Perut? Coba Pola 6-6-6 dan Rasakan 7 Keuntungannya
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
5 Bintang yang Berpotensi Tinggalkan Liga Inggris di Januari 2025: Termasuk Jebolan Akademi Manchester United
Melansir Science Alert, salah satu studi baru menemukan bahwa pasien COVID-19 dengan tipe darah O atau B lebih sebentar di unit perawatan intensif (ICU) daripada rekan mereka dengan tipe A atau AB. Mereka juga cenderung tidak membutuhkan ventilator dan cenderung tidak mengalami gagal ginjal.
Advertisement
Kedua studi baru tersebut keluar pada Rabu di jurnal Blood Advances. Salah satu penelitian mengamati 95 pasien COVID-19 yang sakit kritis di rumah sakit di Vancouver, Kanada, AS antara Februari dan April.
Mereka menemukan bahwa pasien dengan golongan darah O atau B rata-rata menghabiskan 4,5 hari lebih sedikit di unit perawatan intensif dibandingkan dengan mereka yang memiliki darah golongan A atau AB. Sementara itu, kelompok bergolongan darah A dan AB berada di ICU selama 13,5 hari. Namun, para peneliti tidak melihat adanya hubungan antara golongan darah dan lama pasien dirawat di rumah sakit.
Walau demikian, peneliti menemukan bahwa hanya 61 persen pasien dengan golongan darah O atau B yang membutuhkan ventilator. Sementara, 84 persen pasien dengan golongan darah A atau AB lebih membutuhkan ventilator dalam studi ini.
Pasien dengan golongan darah A atau AB juga lebih mungkin membutuhkan dialisis atau prosedur yang membantu ginjal menyaring racun dari darah.
“Pasien dalam dua golongan darah ini mungkin memiliki peningkatan risiko disfungsi atau kegagalan organ akibat COVID-19 dibandingkan orang dengan golongan darah O atau B,” kata peneliti dalam simpulannya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Studi Sebelumnya
Sebuah studi pada Juni menemukan hubungan serupa di mana pasien di Italia dan Spanyol dengan golongan darah O memiliki risiko 50 persen lebih rendah terkena infeksi COVID-19 yang parah.
Studi baru kedua menemukan bahwa orang dengan golongan darah O berisiko lebih rendah terkena COVID-19 dibandingkan orang dengan golongan darah lain.
Tim tersebut memeriksa hampir setengah juta orang di Belanda yang dites COVID-19 antara akhir Februari dan akhir Juli. Dari sekitar 4.600 orang yang positif terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan melaporkan golongan darah mereka, sekitar 38,4 persen memiliki darah tipe O.
"Golongan darah O secara signifikan dikaitkan dengan kerentanan terkena COVID-19 yang lebih rendah" tulis para penulis.
Advertisement
Studi Lain
Studi lain menemukan hubungan serupa antara golongan darah dan risiko COVID-19. Secara umum, golongan darah bergantung pada ada atau tidaknya protein yang disebut antigen A dan B di permukaan sel darah merah yang merupakan sifat genetik yang diwarisi dari orangtua individu.
Orang dengan darah O tidak memiliki antigen. Itu adalah golongan darah yang paling umum: Sekitar 48 persen orang Amerika memiliki golongan darah O, menurut Oklahoma Blood Institute.
Studi baru tentang golongan darah dan risiko virus corona sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang topik tersebut. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juli menemukan bahwa orang dengan tipe O lebih kecil kemungkinannya positif COVID-19 daripada mereka yang memiliki golongan darah lain.
Sebuah studi pada April, juga, menemukan bahwa di antara 1.559 pasien COVID-19 di New York City, proporsi yang lebih rendah dari yang diharapkan memiliki darah tipe O.
Pada Maret, sebuah penelitian terhadap lebih dari 2.100 pasien COVID-19 di kota Wuhan dan Shenzhen di China juga menemukan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki risiko infeksi yang lebih rendah.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O risiko terken SARS lebih rendah. Lalu, sebuah studi tahun 2005 di Hong Kong menemukan bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi SARS memiliki golongan darah non-O.
Meskipun semakin banyak bukti, Mypinder Sekhon, salah satu penulis studi Vancouver, mengatakan kaitannya masih lemah.
"Saya tidak berpikir ini menggantikan faktor risiko lain yang parah seperti usia dan penyakit penyerta dan sebagainya, jika salah satunya bergolongan darah A, Anda tidak perlu mulai panik. Dan jika Anda golongan darah O, kamu tidak bebas pergi ke ruang publik dan bar,” katanya.
Infografis COVID-19
Advertisement