Liputan6.com, Jakarta Para pakar sepakat bahwa secara umum, orang dengan komorbid atau penyakit bawaan lebih rentan mengalami gejala berat atau fatal dari COVID-19. Salah satunya penyakit tersebut adalah diabetes.
Ketut Suastika, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) mengatakan, penting bagi orang dengan diabetes agar tidak tertular, sehingga meningkatkan risiko gejala berat dari COVID-19.
Baca Juga
"Secara umum untuk mencegah terkena COVID-19, sebenarnya sama dengan pencegahan dengan populasi umum, jadi sama dengan masyarakat umum," kata Ketut dalam sebuah temu media virtual beberapa waktu lalu, ditulis Kamis (19/11/2020).
Advertisement
Sehingga, pasien-pasien diabetes pun tetap harus rajin mencuci tangannya dengan bersih, menjaga agar tidak tertular dari percikan orang lain, menjaga jarak, serta menghindari bepergian atau kerumunan.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Bagi Pasien Diabetes
Khusus bagi pasien diabetes, Ketut mengatakan bahwa pemeriksaan kondisi kesehatan harus dilakukan lebih sering.
"Pemantauan pengobatan juga harus lebih sering," kata Ketut. "Kalau ada sakit ginjal, sakit jantung, karena itu merupakan komplikasi paling sering pada pasien diabetes, kalau memang diperlukan obat-obatan maka harus diteruskan."
Ketut mengatakan, kondisi penyakit ginjal atau sakit jantung pun juga dapat memperberat gejala pada pasien apabila dia terkena COVID-19.
"Asupan makanan, berat badan yang sehat, tetap harus dilakukan selama di rumah untuk menjaga kebugaran tubuh, untuk melawan kemungkinan infeksi COVID-19," ujarnya.
Ketut pun mengatakan, mengingat pasien dengan diabetes memiliki imunitas yang sudah menurun, tentunya penggunaan layanan telemedicine bisa digunakan oleh diabetesi untuk berkonsultasi atau melakukan pengobatan jarak jauh dengan dokter.
"Kementerian Kesehatan juga sudah mulai mengizinkan konsep-konsep telemedicine, jadi pengobatan jarak jauh, konsultasi jarak jauh, supaya disebarkan dan diimplementasikan, untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan orang-orang diabetes terkena COVID-19."
Advertisement