Kapasitas Ruang Isolasi COVID-19 RS Hasan Sadikin Hampir Penuh

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan hampir separuh lebih tempat tidur ruang isolasi COVID-19 telah terisi pasien.

oleh Arie Nugraha diperbarui 20 Nov 2020, 08:17 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 08:16 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyiagakan 236 pegawainya saat masa mudik Lebaran 2018. (Foto: Dok. Pemprov Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan hampir separuh lebih tempat tidur ruang isolasi COVID-19 telah terisi pasien. Dari 119 tempat tidur di ruang isolasi COVID-19 sudah diisi oleh 97 pasien atau setara 90 persen terisi.

Menurut Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Muhammad Kamaruzzaman rincian tempat tidur perawatan COVID-19 yaitu di seluruh lantai Gedung Kemuning terdapat 87 tempat tidur yang sudah terisi pasien. Sementara di ruangan high care unit (HCU) yang berkapasitas tujuh tempat tidur, kata Kamaruzzaman, kini telah terisi oleh enam pasien.

“Dan untuk ruangan isolasi khusus di Kemuning, dari kapasitas empat (tempat tidur) terisi empat-empatnya. Dan yang di IGD isolasi itu jumlahnya ada sembilan (pasien) dari kapasitasnya lima (lima tempat tidur), sehingga mereka ada yang berada di selasar IGD isolasi. Tapi tetap di ruangan yang tertutup yang tidak memungkinkan penyebaran kepada pasien-pasien di luar pasien-pasien COVID-19. Jadi memang ini IGD-nya khusus untuk pasien infeksi,” ujar Kamaruzzaman dalam keterangan daring dari RSHS, Kamis, 19 November 2020.       

Kamaruzzaman mengatakan akan melakukan seleksi ketat pasien rujukan rumah sakit lain dengan diagnosos gejala mirip COVID-19. Tujuannya agar tidak semua pasien yang memiliki diagnosis serupa dirujuk semuanya ke rumah sakit yang bertanggung jawab langsung ke Kementerian Kesehatan itu.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

RSHS Merawat Pasien COVID-19 dengan Gejala Sedang hingga Berat

Kamaruzzaman menjelaskan RSHS merupakan rumah sakit tipe A yang harus merawat pasien COVID-19 dengan gejala menengah dan berat. Sehingga diharapkan rumah sakit yang ada di Kota Bandung, tidak serta merta mengirimkan pasien dengan gejala yang sama apabila dapat merawatnya sendiri.

“Terhadap pasien-pasien yang ringan, yang tanpa gejala, pasien-pasien yang dirujuk tapi sebenarnya bisa ditangani oleh rumah sakit yang bersangkutan, kita akan menghimbau rumah sakit-rumah sakit untuk tidak melakukan rujukan ke kita,” kata Kamaruzzaman.

Kamaruzzaman meminta kepada rumah sakit lain agar menjalankan sistem rute rujukan pasien COVID-19. Dengan menjalankan sistem rute rujukan, pasien akan terdiagnosa dengan baik oleh rumah sakit pengirim dan rumah sakit penerima.

Artinya, rumah sakit pengirim pasien dengan dugaan COVID-19 harus bisa mendiagnosa secara baik soal gejala yang diderita. Selain itu, jika sistem rujukan pasien dijalankan, maka akan diketahui sisa kapasitas ruang perawatan di rumah sakit rujukan.

“Sehingga memberikan ketertiban sistem rujukan berjenjang yang sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan dari Kementerian Kesehatan. Jadi secara umum, saya bisa sampaikan dengan kapasitas yang sudah terpenuhi 90 persen ini masih tersedia untuk pasien - pasien yang mempunyai rujukan ke Hasan Sadikin,” ungkap Kamaruzzaman.

Jumlah kenaikan pasien COVID-19 di RSHS Bandung mengalami peningkatan dari bulan Oktober ke 12 November sampai sekarang. Pada bulan lalu, sebanyak 75 kasus pasien terduga terpapar COVID-19 yang dirawat per awal Oktober 2020. (Arie Nugraha)

Infografis

Infografis 4 Ciri Kelelahan Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Ciri Kelelahan Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya