Guru Besar UI: COVID-19 Sebagai Wabah Luar Biasa, Perlu Penanganan yang Tak Biasa

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), MARS, DTM&H, DTCE mengatakan bahwa COVID-19 adalah wabah yang luar biasa maka penanganan dari berbagai pihak pun harus luar biasa.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Nov 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 18:00 WIB
ibadah haji di tengah pandemi COVID-19
Sejumlah jemaah saling jaga jarak saat melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah di dalam Masjidil Haram saat melakukan rangkaian ibadah haji di Kota Suci Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020). Karena pandemi virus corona COVID-19, pemerintah Arab Saudi hanya membolehkan sekitar 10.000 orang. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), MARS, DTM&H, DTCE mengatakan bahwa COVID-19 adalah wabah yang luar biasa maka penanganan dari berbagai pihak pun harus luar biasa.

“Selama saya hidup memang tidak pernah ada pandemi sebesar ini jadi memang ini keadaannya luar biasa. Kalau keadaannya luar biasa maka penanganannya pun harus luar biasa, baik oleh pemerintah maupun orang per orang,” ujar Tjandra kepada Liputan6.com, Jumat (20/11/2020).

Jadi, tambahnya, jika seseorang merasa lelah dengan keadaan karena harus mengikuti berbagai protokol setiap harinya maka hal itu memang sudah seharusnya. Dengan kata lain, perlu perjuangan yang luar biasa pula untuk menghadapi wabah COVID-19 yang luar biasa ini.

“Kalau dibilang wajar orang bosan dengan protokol kesehatan, ingat kita sedang menghadapi sesuatu yang luar biasa yang belum pernah terjadi sejak sekian puluh tahun lalu.”

Pandemi COVID-19 disebut wabah luar biasa karena memang belum pernah ada wabah di dunia yang menyebabkan olimpiade diberhentikan, jemaah haji hanya untuk orang Mekah saja, pertandingan bola dengan stadion kosong, dan hal lainnya.

“Ini adalah sesuatu di luar hal yang biasa maka dari itu kita juga harus bersikap di luar dari yang biasa-biasa. Kalau kita diminta untuk membatasi kegiatan ya kita harus terima itu.”

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

Sebelum Adanya Vaksin

Ia menyarankan, sebelum ada vaksin dan obat yang memadai maka protokol kesehatan menjadi hal yang harus dilakukan.

“Ketika vaksin yang aman belum ada, maka kita harus berpegang pada protokol kesehatan itu.”

Protokol kesehatan sebetulnya bukan hanya 3M, melainkan banyak hal lainnya, katanya.

“3T juga termasuk cara mencegah, kalau tes massal dilakukan maka orang yang sakit akan ditemukan kemudian orang sakit itu bisa diisolasi sehingga tidak menyebar ke orang lain.”

Kalau 3T (Testing, Treatment, dan Tracing) digalakkan maka itu bukan hanya dapat menanggulangi pandemi tapi juga merupakan upaya yang sangat bagus untuk pencegahan.

“Ada satu lagi yang juga perlu, yaitu etiket, seperti cara batuk, tidak bersalaman, itu juga kan bagian dari upaya pencegahan. Hal-hal tersebut adalah upaya yang bisa dilakukan sambil kita menunggu vaksin,” tutupnya.

Infografis Perilaku 3K Bantu Kesembuhan Pasien COVID-19 Lebih Cepat

Infografis Perilaku 3K Bantu Kesembuhan Pasien Covid-19 Lebih Cepat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perilaku 3K Bantu Kesembuhan Pasien Covid-19 Lebih Cepat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya