Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa jangan sampai terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setelah vaksinasi COVID-19.
Hal ini disampaikan oleh Menko PMK ketika melihat simulasi vaksinasi COVID-19 di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso pada Rabu kemarin.
Baca Juga
"Tidak ada KIPI setelah vaksin. Itu yang paling penting," kata Muhadjir seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Kesehatan di Sehat Negeriku pada Kamis (17/12/2020).
Advertisement
Muhadjir sendiri mengatakan bahwa dirinya antusias melihat simulasi vaksinasi COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso. Meski simulasi tersebut baru ditetapkan untuk pemberian ke tenaga kesehatan, namun ke depannya juga akan diselaraskan untuk simulasi pemberian vaksin ke masyarakat.
"Mudah-mudahan vaksinasi nanti berjalan lancar dan menambah imunitas tenaga kesehatan," kata Muhadjir.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Lakukan Simulasi Secara Masif
Di kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa simulasi akan terus dilakukan secara masif.
"Saya bersyukur karena simulasi yang kita laksanakan berjalan baik dan kita akan secara masif melakukan simulasi sampai waktu tiba dimana Emergency Use Authorization sudah diberikan BPOM baru kita bisa melaksanakan vaksinasi," kata Terawan.
Terawan mengatakan, simulasi dilakukan agar layanan terbiasa dalam pelaksanaannya. Sehingga ketika sudah tiba waktunya vaksinasi, tidak ada keragu-raguan lagi dalam proses pelaksanaannya.
Selain itu, Terawan juga menegaskan kembali pentingnya pengaturan orang untuk tetap menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun.
Mohammad Syahril, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso menyebutkan, awalnya ada 575 tenaga kesehatan di RS tersebut, yang masuk kriteria penerima vaksin COVID-19.
"Setelah diskrining ada yang eksklusi apakah hamil, komorbid jadi tinggal 375 orang," kata Syahril.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah membentuk panitia untuk pelaksanaan vaksinasi sehingga, tenaga kesehatan yang masuk kriteria dan lolos skrining bisa siap mendapatkan vaksin.
Advertisement