Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepala daerah dan pejabat publik penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darahnya untuk pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit. Pemicunya, saat ini sumbangan plasma konvalesen dari penyintas COVID-19 masih rendah.
Menurut Ridwan Kamil, Palang Merah Indonesia (PMI) mencatat jumlah calon pendonor plasma darah hanya 5-10 persen dari total jumlah pasien yang sembuh secara nasional. Hal ini yang kemudian membuat Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mencanangkan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Kovalesen secara daring bersama Palang Merah Indonesia dan rumah sakit seluruh Indonesia.
Baca Juga
“Ada gerakan donor plasma konvalesen. Saya imbau kepada ribuan orang yang sembuh di Jabar, kami dengan sangat memohon menyumbangkan plasma darahnya untuk digunakan bagi penyembuhan pasien yang masih berjuang karena COVID-19. Mudah-mudahan kampanye donor plasma konvalesen ini bisa berhasil di Jabar,” ujar Ridwan Kamil dalam keterangan resminya ditulis Selasa, 19 Januari 2021.
Advertisement
Ridwan Kamil mengatakan beberapa kepala daerah yang terkonfirmasi positif COVID-19 seperti Wali Kota Bogor, Wakil Wali Kota Bandung, Bupati Karawang, Bupati Bogor, Wali Kota Bandung, dan terbaru Bupati Bandung Barat.
Informasi terakhir yang diterima oleh Ridwan Kamil, Sekda Kota Bogor diketahui terkonfirmasi positif COVID-19, dan masih banyak pejabat publik lainnya setingkat Eselon II.
“Bagi kepala daerah atau pejabat publik yang memenuhi syarat, seperti tidak ada komorbid, belum pernah hamil, dan positifnya bergejala, saya dorong untuk mendonorkan plasma darahnya,” kata Ridwan Kamil.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Contoh bagi Masyarakat
Ridwan Kamil menyebutkan imbauan yang dilayangkan oleh pemerintah soal donor plasma darah kepada masyarakat harus diberikan contoh terlebih dahulu oleh abdi negara.
Alasannya ungkap Ridwan Kamil, tindakan masyarakat itu cerminan bagaimana pemimpinnya. Jika pemimpinnya memberikan contoh baik, maka masyarakat akan bertindak hal serupa.
“Dulu pas uji klinis peminatnya sedikit, tapi setelah saya dan Forkopimda daftar, relawan malah membludak. Kemarin vaksin, pejabat publik pun memulainya agar masyarakat juga ikut,” sebut Ridwan Kamil.
Di saat pandemi ucap Ridwan Kamil, pemimpin harus menanamkan empati dan solidaritas di masyarakat. Caranya adalah menjadi contoh, jadilah panutan.
Setelah kepala daerah menjadi pendonor plasma, paling tidak langkah ini akan diikuti pejabat publik di bawahnya seperti sekda, kepala dinas serta pejabat eselon lainnya.
“Harapannya seluruh ASN penyintas COVID-19 akan mengikuti,” lanjut Ridwan Kamil. (Arie Nugraha)
Advertisement